blog edit

Kamis, 03 September 2015

Istri Saya Bercerita



“Tadi siang pas di jalan sama kawan awak beli kacang rebus bang… “ tiba tiba istri saya memulai pembicaraan disela waktu rehat kami malam tadi. 

“Terus ?” sambung ku ingin tahu kelanjutan ceritanya  

“Yang jualan itu kakek kakek, dia duduk gitu di pinggir jalan terus awak sama kawan tadi datangin kakek itu la… kek, beli kacangnya lima ribu ya,” sambungnya menirukan pembicaraan dengan si kakek penjual kacang tadi. 

“hmm.. terus  gimana?,” jawab ku kembali ke istri.

“ Awak kasikan la uang awak sepuluh ribu, terus si kakek itu mengeluarkan kantongan kresek plastik kecil dari saku celananya di jejerkannya semua uang yang ada dalam plastik itu sama kami terus dia bilang, … ini nak ambil sendiri ya kembaliannya,”.

… “Awak pertamanya sempat bingung bang kenapa dia keluarkan semua uangnya, rupanya si kakek itu buta …” kata istri saya menyambung ceritanya kembali.

… “ terus awak tanya sama kakek itu,… Kek gimana nanti kalau misalnya ada orang yang tiba tiba ambil uang kakek dia kasi uang dua ribu tapi dibilangnya dua puluh ribu?”

Istri saya kembali melanjutkan ceritanya dan menirukan perkataan kakek yang siang tadi ditemuinya,  …”Nak percayalah, kalau Gusti Allah itu gak akan salah memberikan rejeki, kalau memang itu rejekinya kita, satu inci pun gak akan meleset kepada orang lain,” katanya.

 ***

Lewat cerita kakek tadi yang dikisahkan kembali oleh istri, saya ingat beberapa waktu yang lalu berjuang mengumpulkan uang untuk menghabiskan banyak dana diacara pernikahan. Alhamdulillah semua dapat diatasi dan kami jalani. Tak terasa sejak 5 Juni sampai dengan hari ini sudah 3 bulan lamanya membangun rumah tangga bersama istri yang tak pernah mengeluh kekurangan. Terkadang banyak kebutuhan mendadak yang tanpa kami sadari harus di penuhi tetapi semua selalu ada jalannya untuk mendapatkan rejeki tersebut.

Disamping itu, istri saya juga bekerja membantu mengumpulkan pundi rejeki walau setiap hari ia harus menahan sakit karena didalam perutnya sudah ada calon buah hati kami. Semoga sakit dan lelah mu terbayarkan. Entah bagaimana lagi ekspresi syukur ini diutarakan karena memilikinya.
#KolongLangit 4 September 2015

Jumat, 26 Juni 2015

Mesjid MTQ 1946 Rawang, Tempat Pelaksanaan MTQ Pertama di Indonesia


@Liputan : Perdana_Bens |  Fahmi K

Kisaran - Sepintas, Mesjid yang terletak di Dusun II Desa Pondok Bungur atau yang biasa disebut Kampung Bunga sebelah Utara Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan ini tampak seperti mesjid biasa. Namun siapa sangka, ternyata mesjid ini pernah mencatat sejarah pelaksanaan pertama kali  Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) di Indonesia.

 Adnan, (52) sekretaris Badan Kemakmuran Mesjid (BKM)  Mesjid MTQ 1946 mengisahkan, sejarah panjang berdirinya mesjid ini dan menjadi saksi sejarah pertama kali pelaksanaan MTQ di Indonesia enam bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Tepat pada tanggal 12 Februari 1946 di Mesjid inilah pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) digelar.

Dialah (Alm) Muhammad Ali Umar putra daerah asli Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan, kelahiran 17 Agustus 1920 yang mencetuskan ide untuk diadakannya MTQ pertama kali di Indonesia pada tahun 1946 di mesjid tersebut.  Sejarah pertama kali MTQ diadakan tak bisa dilepaskan dari riwayat hidup beliau.

Cerita turun temurun soal mesjid bersejarah ini, diceritakan Adnan kepada BPB. Berawal dari tamat dari Sekolah Rendah di Pondok Bungur, pendiri mesjid sekaligus penggagas MTQ, Ali Umar melanjutkan sekolahnya ke Taman Siswa Kisaran, dan melanjutkan sekolahnya di Madrasah Aziziyah Tanjung Pura Langkat di tingkat Aliyah, dan pada saat itu beliau satu sekolah dengan Almarhum H. Adam Malik mantan wapres RI ke -2 saat itu.

Kemudian setelah tamat sekolah pada tahun 1938,  beliau mendirikan Madrasah Ikhwaniyah di Kec Sei Balai Asahan yang sekarang mekar menjadi daerah Kabupaten Asahan. Di Madrasah tersebut, beliau dikenal aktif dan pernah mengadakan perlombaan membaca Al Quran dan Khotbah Jum'at. Namun perlombaan yang beliau adakan mendapat tentangan keras dari guru agama yang berada di daerah tersebut dengan mengatakan Al Quran tidak boleh diperlombakan dan hukumnya haram karena tidak ada di jaman Nabi.

Karena mendapat tentangan, akhirnya Ali Umar kembali ke Pondok Bungur dan mendirikan sebuah organisasi bernama Persatuan Agama Islam (PAI) yang mempunyai anggota sebanyak 500 orang.  Pada saat itu, organisasi PAI dibawah kepemimpinan M.Ali Umar kembali mencetuskan ide diadakannya perlombaan pembacaan Al Quran, namun kali ini ide beliau lebih berani dengan mengadakan perlombaan tersebut lebih terbuka. Beliau bermaksud perlombaan ini diadakan, semata mata untuk mempererat persatuan diantara sesama umat Islam.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pro kontra di masyarakat, M. Ali Umar menemui tokoh agama untuk meminta fatwa terkait perlombaan tersebut. Akhirnya, tokoh agama pada saat itu Syeikh Haji M. Tahir Abdullah, Syeikh Haji Ahmad Dahlan dan Syeikh Haji Ismail Abdul Wahab memberikan fatwa bahwa memperlombakan Al Quran diperbolehkan selagi bertujuan untuk menggairahkan umat Islam dalam membaca Al Quran dan bukan untuk tujuan kepentingan duniawi secara ria.

 Setelah mendapat restu maka, diadakanlah Musabaqoh Tilawatil Qur'an untuk pertama kalinya pada tanggal 12 Februari 1946 di sebuah mesjid yang sampai kini mesjid tersebut dinamakan Mesjid MTQ 1946 yang terletak di dusun II desa Pondok Bungur kec. Rawang Panca Arga kab. Asahan.

Adnan juga menambahkan, tentang cerita mesjid MTQ 1946 ini bukanlah cerita hikayat atau legenda belaka, dan sudah mendapat pengakuan dari Kanwil DEPAG TK I Sumatera Utara. Menurut beliau, sampai saat ini juara 1 untuk kategori perempuan pada saat MTQ pertama kali diadakan masih hidup.
 "Saksi sejarah masih hidup, dia Ibunda Hajjah Syarifah, dia juara perempuan pada saat itu, dan kalo tidak ada halangan beliau akan diminta untuk mengaji pada pembukaan MTQ tingkat Provinsi di Asahan dalam waktu dekat ini.." ujar Andan menambahkan. (*)

Berjuta Rasanya

Harus diakui, pasca 5 Juni lalu perasaan yang hadir setelah menikah adalah “penyesalan”. Yah, menyesal?! Menyesal, kenapa tidak dari kemarin saja menikah !! –  hehe..  Guyonan lawas ini memang kerap diucapkan bagi mereka yang merasakan berjuta kebahagiaan pasca menikah.

Jika sudah menemukan cinta sejati, dia akan dibalut dalam bingkai pernikahan dan pasti selalu menemukan jalannya. Ada saja langkah, kebetulan, nasib, takdir, keberuntungan, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya banyak yang terjebak menggunakan syair syair cinta asmara tadi dengan konsep pacaran yang selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, galau etc. Menunggu saja  dan perbaikilah kualitas diri. Percayalah, jika berjodoh  Tuhan sendiri nanti yang akan memberikan jalan baiknya termasuk memberikan kebetulan-kebetulan yang sudah saya rasakan. 

Alhamdulillah Ramadhan kali ini saya melewatinya bersama istri tercinta. Ditengah kesibukan aktivitas kami di hari kerja tentu saja kami tetap memiliki moment moment khusus selama ramadhan. Mulai dari berbuka puasa, sholat magrib dan isya berjamah menjadi catatan waktu yang paling romantis seperjalanan hari hari kami. 

Baik saya maupun istri sama sama meyakini bahwa pertemuan kebetulan kami selama beberapa bulan terakhir yang berujung pada pernikahan merupakan kebetulan yang terencana dan direncanakan Maha Perencana. Kami sepakat kedepan dihari hari kami selanjutnya terkhusus Ramadhan kali ini dijadikan perekat cinta pasca pernikahan dalam satu kerangka membangun pondasi yang sakinah. Kami juga sama sama meyakini bahwa cinta yang hadir kali ini adalah bukan cinta yang kami tanam, tapi cinta yang dititipkan Nya. 

“ Seseorang yang mencintaimu karena  fisik maka suatu hari nanti ia akan pergi karena alasan fisik, yang menyukaimu karena materi maka suatu hari nanti juga akan pergi karena materi. Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati maka ia tidak akan pergi. Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk” 

#KolongLangit 26 Juni 2015.

Senin, 22 Juni 2015

Hastag Terjawab #!



Setiap cinta sudah memiliki waktunya. Mau dipaksakan bagaimana juga, jika dia bukan dengan orang tepat tetap saja tidak menemukan jalannya. Untuk itu bersabarlah, tetap perbaiki kualitas diri dan yakinlah yang terbaik pasti akan datang sesuai dengan kualitas diri kita sekarang. Yang baik, pasti akan datang menjemput  atau dijemput yang baik pula.

Setidaknya nasehat lawas ini sempat saya amalkan,  beberapa tahun belakangan sebelum menikah. Pertemuan saya dengan istri yang sekarang menjadi teman hidup di dunia adalah salah satu buah kesabaran kalimat pertama dari tulisan ini. Tak sedikit teman-teman terdekat yang bertanya, bagaimana pertemuan instan ini kemudian beralamat pada pencatatan sipil di kantor urusan agama. Lima tahun yang lalu, kami pernah bertatap muka dan duduk dalam satu perjalanan keretapi selama 4 jam. Tapi tak saling kenal dan tak saling sapa. 

Tepat 2 Agutus 2014 ketika itu beberapa hari setelah Idul Fitri. Melalui sebuah perjalanan pendakian bersama seorang sahabat, dari puncak gunung itu  saya sempat menuliskan pengharapan semacam tekad diatas sebuah karton putih bertuliskan, ”Menikah 2015. Kepada Siapa yang Entah Dimana”. Tulisan tersebut ditulis dengan sadar, dan sadar juga ketika itu belum ada rencana wanita mana yang akan dijemput  untuk dinikahi 2015. Namun, foto tersebut tidak saya publikasikan di media social, takut kalau bakal nanti diserbu para penggemar. Hehe..

Hingga akhirnya saya tak menyangka, dapat berkomunikasi dan berkenalan kembali dengan istri saya, orang yang pernah saya jumpai beberapa tahun yang lalu. Setelah menjalin komunikasi serius beberapa bulan dan menyampaikan niat baik kepada kedua orang tua, kemudahan dan pertolongan datang secara bertubi tubi. Menikah adalah niat yang baik, dan untuk mengimplementasikan niat baik tersebut harus diimbangi dengan perlakuan dan sikap yang baik terhadap orang tua maupun pasangan.

Tak ada yang menyangka lewat pertemuan singkat tersebut kami sama sama yakin untuk menikah. Semua pertemuan dan perjalanan kami selalu dimuluskan  untuk diberi jalannya. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, bahkan sebuah kebetulan yang amat kebetulan sekalipun adalah tetap rencana Tuhan  yang maha luar biasa dan tidak akan pernah meleset walau satu inchi sekalipun.

Maka orang orang yang kita temui, kejadian yang pernah dialami, baik masa lalu ataupun yang kini sedang terjadi selalu menyimpan misteri yang sudah pasti ada maksudnya bisa jadi kita tidak bisa menebak apa maksud kejadian terdahulu yang kita alami dan sekarang dapat memahami bahwa ini adalah makna dari kejadian masa lalu yang mungkin membuat kita hampir mengutuk Tuhan. 

Namun jika kita tidak berhasil menerjemahkan misteri tersebut tiap detailnya, karena terlalu megahnya rencana Tuhan itu, jelas itu bukan sesuatu yang buruk. Bisa jadi ada sesuatu yang luar bisa dan terbaik sedang disiapkannya. Maka yang harus dilakukan adalah bersyurkurlah dalam setiap keadaan, selalu mensyukuri setiap detik rencana Tuhan yang kita jalani sekarang ini. 

Beberapa bulan yang lalu, saya sering nulis status di media sosial denga hastag #KepadaSiapaYgEntahDimana, dan kini hastag itu terjawab sudah. Tentunya ini adalah bias dari kesabaran  bahwa Cinta pasti memiliki waktunya.

#KolongLangit, 22 Juni 2015

Kamis, 11 Juni 2015

I am Married


Aku gugup. Jum’at malam, 5 Juni 2015 pukul 20:15 menjadi moment bersejarah kedua didalam hidup setelah hari kelahiran. Diruang tamu rumahmu, puluhan pasang mata menjadi saksi dalam sejarah baru itu. Susana menjadi tegang ketika Bapakmu menjabat erat tanganku yang sedari tadi basah gemetar. Suasana hening mendadak pecah dalam satu nafas ku balas akad kehidupan baru kita ...

“Saya terima nikah Suri Kartika Dewi maharnya seperangkat alat solaaatt...”

“Bagaimana?”, ... Sah !!!

“Alhamdulillah”, seru seisi rumah dalam puluhan pasang mata yang sedari tadi fokus kearahku. Kitapun sah menjadi suami istri. Artinya mulai saat itu orang tuamu telah menyerahkan sepenuh tanggung jawabnya  kepadaku atas anak perempuannya. 

Kita saling percaya bahwa pertemuan, jodoh untuk memulai kehidupan yang baru hari ini sampai ajal memisahkan adalah satu rangkaian perencanaan luar biasa yang tidak disangka sangka. Setelah menjalin komunikasi intensif hanya enam bulan lamanya membuat kita tersadar bahwa Yang Maha Merencanakan telah mengatur ini sebelum jauh pertemuan kita. 

Banyak yang tak mengira kalau kita akan menikah dalam waktu secepat ini. Sebab baik temanku ataupun temanmu tak banyak yang mengetahui tentang profil kita. Menikah soal kelurusan niat dan tekat. Barangkali sudah menjadi semacam dogma diluar sana kalau pernikahan butuh persiapan dan perencanaan selama bertahun tahun lamanya untuk menyiapkan keperluan ini dan itu terkait finansial. Tapi ternyata sedikit yang mengira kalau menikah bukan perkara kesiapan finansial tetapi masalah kelurusan niat tentang apa tujuan dari menikah.

Kisa juga saling percaya, sebab menikah tak hanya menjaga kehormatan diri dan hati, akan tetapi pembuktian untuk mencari keridhoan mulia dalam penerjemahan ketaatan kepada Tuhan dalam meninggikan derajat. Menikah di bulan Sya’ban menjadi awalan yang bagus bagi kami,  mudah mudahan Ramadhan yang akan dihadapi akan lebih maksimal untuk beribadah apalagi ditemani dengan istri tercinta.

Menikah adalah jalan pulang dalam menjalani hidup. Ya! Menikah. Dengan pernikahan seseorang akan memulai perjalanan hidup dengan mementum yang sama. Yakni akan menjalani pernikahan perjalanan hidup kedepan bersama dengan pasangan secara bahagia dengan segala bentuk kemudahan dan kesukaran ditengah segala kekurangan.

Banyak teman teman yang terkejut atas pernikahan kami lewat pertemuan yang singkat ini. Sebab jawabnya juga sederhana dan tidak perlu tergesa gesa dalam menikah. Singkat ! Luruskan niat utama yang membuat keinginan untuk menikah sehingga rejeki itu datang dengan cara bertubi jika niat telah diluruskan.
Menikah, firtah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia. Dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah hanyalah kehancuran yang didapatkan. 

“Dan janganlah kalian mendekati zina, karena zina perbuatan yang buruk lagi kotor,” (Qs. Al Isra’ : 32)

“... dan nikahkanlah orang orang yang sendirian diantara kamu, dan orang orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaku dan hamba hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN, MAKA ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah maha luas (PemberianNya) dan maha pengetahui,” (QS. An Nur: 32)

“Wanita yang baik adalah untuk lelaku yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya) Bagi mereka ampunan dan riski yang melimpah (yaitu : Surga)” QS. An Nur : 26)

Jadi mengapa harus berfikir untuk mensegerakan yang baik. Tak perlu perencanaan sampai bertahun tahun dalam jebakan lingkaran dosa. Mudah mudahan selalu diberikan jalan kepada kawan kawan yang temotivasi setelah membaca tulisan ini untuk menikah. Semoga ...  

#KOLONGLANGIT
9 Juni 2015

Senin, 18 Mei 2015

“Kontroversi Film ABG” Cerita Cinlok yang Syuting di Asahan

Masyarakat Kabupaten Asahan dihebohkan dengan rencana produksi film dengan format bioskop yang scenario cerita serta lokasi syutingnya berlokasi di Kabupaten Asahan.  Film Annimie in Buiten Gewesten (ABG) ini menjadi kontroversi bukan karna ide cerita atau point of view –nya.

Ada beberapa keganjilan yang dipersoalkan oleh beberapa pihak terhadap manajemen produksi film  yang belum bisa menjelaskan secara logis, penjualan ribuan tiket film “ABG”  jauh sebelum film diproduksi dengan alih-alih dana gotong royong pembuatan film berproject milyaran rupiah ini, serta melakukan casting pemain yang wilayah castingnya meluas ke beberapa daerah kabupaten tetangga di Asahan. 



Bias dari penjualan tiket tersebut Pemkab Asahan ikut berang. Karena merasa tak pernah memberi restu atas penggunaan logo Pemkab Asahan di film tersebut, pihak penyelenggara produksi film diminta untuk tidak mencantumkan logo Pemkab Asahan didalamnya. | baca : http://www.derapindependent.com/mediatama/berita/275/pemkab-tak-tahu-ada-logo-asahan-di-film-anime-in-buitengewesten

Spekulasi kontroversi kembali meluas, jika mengamati rencana produksi film yang emndekati pesta demokrasi Pilkada Asahan  dan beberapa Kabupaten lainnya menjadikan proses pembuatan film ini memang rentan terseret dalam pusaran politik yang sangat sensitif.  Seperti Seperti yang pernah dituliskan. 

***
Berikut isi synopsis cerita film “ABG’ yang dihimpun dari beberapa orang tim produksi film rencananya bakal diproduksi Juni-Juli 2015 ini; 

Film ini bercerita tentang keluarga Belanda yang pernah tinggal di Kisaran Asahan Sumatera utara dijaman kolonial dulu. Kisah cinta antara Belinda Van Dirck (gadis Belanda ) dengan Pemuda Jawa tampan bernama Koesno. Keduanya terlibat kisah asmara di daerah Kebun Gurah Batu, Kabupaten Asahan Sumatera Utara.

 Perjalanan asmara tersebut diulang kembali oleh Annime, cucu dari Belinda Van Dirck yang datang ke Asahan untuk penelitian S2 dan mencari barang wasiat milik keluarganya.  Selama berada di Asahan Anime ditemani oleh Amarta seorang pemuda tampan yang berprofesi sebagai pemandu wisata asing. Kemana Annime pergi selama berada di Asahan selalu didampingi oleh Amarta yang ternyata adalah cucu dari Koesno. Hingga akhirnya  Anime dan Amarta menjalin hubungan asmara cinta lokasi …      

Menurut catatan saya, dan beberapa sumber management film,  cerita diatas tidak pernah ada sebelumnya dalam hikayat, legenda, atau isi novel manapun yang pernah dituliskan. Keberhadiran film ABG, dirasa sebagai sebuah  hasil imajinasi “onanni” khayalan sang penulis cerita. Tentunya, “Man Behind The Gun “ actor utama dibalik layar Edie Karsito dengan latar belakang pelaku seni acting dunia peran bukanlah orang yang biasa (http://id.wikipedia.org/wiki/Eddie_Karsito) .

Jika demikian, pertanyaannya adalah?  Budaya Asahan yang mana yang akan dikenalkan sang creator film yang digaung-gaungkan berslogan “Kenalkan Budaya  Asahan pada Dunia?” jika melihat isi dari pada synopsis cerita? Akankah hasil dari “imajinasi” penulis  cerita ini dengan berlatar lokasi syuting di Asahan dapat mendongkrak popularitas budaya Asahan Melayu yang dikenal sebagai miniaturnya Indonesia ? 

mencoba membedah slogan "Budaya Asahan" yang digaungkan,  dalam film ini tak ada penerjemahan budaya Asahan mana yang akan dikenalkan, selain perjalanan cinta lokasi antara Annime dan Amarta yang secara kebetulan sang penggagas cerita ingin mengisahkannya di salah satu lokasi perkebunan di Kabupaten Asahan. Bedanya ini film konsep bioskop yang butuh modal milyaran, bukan FTV.

Sang empunya film ini memang bukan orang sembarangan ?! Hasil dari pada kontroversi film ABG mulai dari sistim tiket ijon, area casting yang meluas,  telah memaksa kita untuk  lebih jauh mengikuti isi cerita pra pembuatan film ABG ini ...

Penulis :  Perdana Bens

Jumat, 08 Mei 2015

Tuk “Ketua”

“Apa Kabar Ketua?!” banyak yang incar dan inginkan posisimu agar menjadimu ketua. Owh ketua?! Kami tau mahalnya menjadi ketua, karenanya banyak yang berfikir untuk menjadi itu  cost politik-nya mahal, maka wajar dan pantas ketua dapatkan apresiasi yang mahal juga.

Tulisan ini ketua, tak sebanding dengan cost yang ketua keluarkan untuk menjadi ketua. Anggaplah ini sebuah aplaus dan tanda selamat kami untuk ketua, karena kami tau hal yang pertama ketua lakukan setelah ketua menjadi ketua adalah “tepok jidat” karena sedemikian tak murah menjadi ketua itu, baik calon yang terpilih menjadi ketua ataupun yang kalah menjadi ketua sama sama “koyak kocek”. Pun demikian katuoo... ?? pakek dulu okok atang katuo?!  ** lagak guyonan ala pesisir kami menyambut katua ...

Tepat sepekan yang lalu, (1-3 Mei 2015) pesta demokrasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Utara berakhir, perhelatan musyawarahdaerah  (Musyda) yang bertempat di dua kota Sibolga – Tapanuli Tengah sukses digelar. Sistim musyawarah organisasi yang berlambangkan perisai dengan identik warna merah darah ini para perumusan pemilihan ketuanya disusun dengan rumus formatur. Termasuk saya sendiri, ada tiga puluh tujuh nama formatur bertarung memperebutkan posisi tiga belas teratas. Dari tiga belas nama terpilih, selanjutnya memusyawarahkan satu nama yang bakal diangkat menjadi ketua. Diantara susunan line up formatur ada beberapa kandidat nama berambisi dengan vis dan misi terbaiknya membangun ikatan ini agar lebih baik lagi kedepannya.

Mengutip sambutan Immawan Qahfi Romula Siregar, mantan ketua umum DPD IMM Sumut demisioner  PA 2013-2015 mengatakan, tak mudah memimpin organisasi besar mahasiswa sekata IMM di tingkatan provinsi. Karenanya butuh kerjasama dan komunikasi yang baik antar pengurus, sebab hanya orang orang terpilih yang punya keseriusan total untuk mengurus ikatan ini sehingga tujuan IMM bisa dijalankan. Demikian Qahfi tak menampik adanya beberapa komunikasi yang sempat tersendat antar pengurus, hingga organisasi yang dipimpinnya selama dua tahun ini berdinamika hebat, namun itu hal yang biasa dalam sebuah perjalanan organisasi.

Sepanjang perjalananku selama beroganisasi, satu satunya kesempatan diamanahkan menjadi ketua ketika masih berkuliah dulu di Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK) Royal diamanahkan sebagai ketua di Badan Eksekutif Mahasiswa (AMIK) tahun 2010-2011. Merefleksi kembali meraih simpati dari ribuan mahasiswa tersebut didapat dengan cost yang tidak murah juga, menang dengan selisih hanya empat suara saja, perjalanan memimpin menjadi ketua di level kampus dijalani dengan dinamika yang luar biasa. Setelah itu, selanjutnya dalam karir organisasi lebih banyak memegang posisi dibelakang layar “behind the gun” posisi sekretaris lebih akrab melekat sampai beberapa kali di organisasi yang berbeda hingga terkahir di pimpinan cabang IMM Asahan – Batubara.

Apa kabar ketua?! Ketua terpilih kami sekarang. Proses demokrasi yang dibungkus dalam musyawarah telah selesai, hasil telah diketahui. Garis tangan ketua menjadikan ketua sebagai ketua kami sekarang. Selamat kepada ketua kami Immawan Budi Setiawan Siregar track record perjalanan ketua sebelumnya sebagai “behind the gun”-nya DPD IMM Sumut sekretaris umum diperiode yang lalu menjadi pengharapan baru bagi kami. Kami tunggu kemana kapal akan ketua bawa berlayar. 

Ketahuilah ketua, harapan tertumpu banyak ketua, semoga dari keinginan ketua menjadi ketua dapat menerjemahkan keinginan kader ikatan ini dalam tujuan dimasa kepengurusan kedepan yang lebih baik. Sekali lagi, selamat ketua !! dan  ...
katuooo??!! Pakek dulu okok atang?! ...”  :)

Penulis :  Perdana Bens  Ramadhan

(Sekretaris PC IMM Asahan- Batubara PA. 2014-2015 | Pimpinan Redaksi media online www.derapindependent.com | wartawan Harian Batak Pos Wilayah Asahan, | Redaktur Surat Kabar Asahan Pos)

Kamis, 19 Maret 2015

Mengintervensi [Tuhan]

Seperti katanya, "Berdoa itu seperti mengkayuh sepeda. Berulang-ulang dilakukan setiap saat, secara perlahan terus menerus dan pasti akan sampai tujuan,".
Seberapa jauh jarak tempuh yang dituju maka maka semakin jauh dan sering pula kita akan mengkayuh begitupula sebaliknya.

Teruntuk mu wanita yang kerap melekatkan keningnya diatas sajadah berpeluk harap diantara diamnya malam menjelang pagi datang. Rasanya siapapun akan sepakat, bahwa tak ada sajak yang lebih puistis dari sajak manapun selain mengilustrasikan wanita yang berpeluh harap saat pagi dini hari dalam doa. Seperti katanya, berdoa itu ibarat mengkayuh sepeda dilakukan berulang ulang...

Siapapun sepakat, berdoa adalah media intervensi halus manusia kepada Tuhan untuk mengikis secara perlahan rasa khawatir, takut, was was atas permasalahan yang kita hadapi merubah dan menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang sulit menjadi mudah, yang mustahil menjadi ada, yang takut menjadi berani, yang terang menjadi gelap. Seperti katanya, berdoa itu ibarat mengkayuh sepeda, harus dilakukan sesering mungkin. 


"... dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadamu Ya Tuhan ku." (QS: Maryam 4)

Semakin besar harap yang digantungkan, semakin jauh pula kayuhan yang akan dilakukan secara terus menerus dan berulang ulang. Aku sendiri mulai kecanduan, kutipan dalam surat Maryam: 4 menjadi refleksi bagi diri. Jika tak pernah berharap mengkayuh dalam doa, maka tak akan sampai pada tujuan. Seperti katanya, berdoa itu seperti mengkayuh sepeda, harus dilakukan berulang-ulang.

Teruntuk mu wanita yang kerap melekatkan keningnya dalam sajadah berpeluh doa. Semoga doa doa kita yang diilustrasikan dalam kayuhan sepeda tetap dilakukan secara terus menerus, bersamaan dan berulang ulang. Walau sebenarnya kita tak ingin tahu dan sepakat kalau sekalipun kayuhan ini tak akan pernah berhenti sekalipun dia mencapai tempat tujuannya.

#KolongLangit

Senin, 16 Maret 2015

Heboh Hoax si #KakekSarung

Oleh @Perdana_Bens *




Cerita heboh tentang #KakekSarung yang hari ini tak satu orang pun tahu bagaimana kronologis pastinya berkembang luas, khususnya bagi masyarakat di sekitar Kota Medan dan Binjai. Tak jelas siapa yang memulai mengkisahkan cerita ini hingga meneruskannya ke pesan singkat broadcast bbm , mulut ke mulut dan bikin geger se Sumut pada bulan Maret 2015 ini.

Di Jakarta sempat tenar nenek gayung pada tahun 2012, bisa jadi cerita Kakek sarung ini melanjutkan perjalanan mistis yang tak satu orangpun dapat menceritakan bagaimana kejadian sebenarnya. Ketenaran nenek gayung pun melejit dengan diluncurkannya film di bioskop-bioskop Indonesia, bergenre horor dan kemudian ceritanya padam dengan sendiri ditengah tengah masyarakat tanpa ending yang jelas.

Dikutip dari sebuah pesan bbm, alkisah rumor #KakekSarung ini bermula dari seorang kakek yang berkeliling jualan sarung di Kota Medan – Binjai dengan harga yang murah. Si Kakek ini menjual sarungnya dengan harga lima ribu sampai sepuluh ribu saja, namun jika ada yang berani menolak barang yang ia jual maka si kakek akan menangis dan meronta hingga membuat orang iba untuk membeli sarungnya.

Konon sarung tersebut adalah kain kafan, dan bagi siapa saja yang membelinya akan mendapat kesialan dan bakal meninggal. Rumor beredar kain tersebut memiliki kekuatan mistis, digunakan sebagai alat ilmu hitam dan bagi siapa saja yang membeli kain sarung itu akan mati!.

Cerita kakek sarung, diperkuat dengan banyaknya tersiar kabar yang lagi lagi belum jelas kebenarannya masih dari sebuah pesan singkat Broadast di social media, tentang penampakan kakek tersebut di jalanan pasar di sebuah tempat di Kota Medan. Orang orang mempergokinya menjual sarung, karena cerita berkembang si kakek adalah dukun yang menganut ilmu hitam, beramai ramai orang menghakimi kakek yang tak diketahui identitasnya itu hingga tewas.

Begitu cepat masyarakat menerjemahkan rumor tersebut lantas mencurigai kakek kakek atau orang tua yang menjual sarung di pasar, jalanan atau tempat tempat umum lainnya akan dicap sebagai dukun dan dialah si #kakekSarung yang diceritakan itu, selanjutnya cerita tak hanya ramai di dunia maya, anak sekolah ikut serta membahasnya di ruang kelas, ibu ibu mengkajinya di acara arisan, bapak bapak membedahnya di warung kopi, dan … banyak lagi.

Perihal saktinya sarung si kakek itu yang bisa menghilangkan nyawa orang lain hyanya sebatas kita dengar dari mulut ke mulut. Mata masyarakat harus dibuka. Hal hal yang berbau mistis itu kita bisa saja kita yakini adanya namun tidaklah menjadi ajang penghakiman, kepada bapak bapak penjual sarung yang usianya tua.

Bisa saja rumor #KakekSarung ini benar adanya namun ceritanya tidak sampai demikian menghilangkan nyawa orang dan diduga sengaja diciptakan oleh si pembuat hoax* (cerita palsu.red). Sekali lagi masyarakat yang cerdas tidak harus membuat dan membesar besarkan cerita tersebut. Jika cerita #KakekSarung itu benar adanya dan penyebarluasan berita tersebut semakin besar maka si Hoaxder (pembuat cerita hoax) sekarang sudah mati terbahak bahak karena isu yang dibangunnya berhasil.Bagi orang yang cerdas seperti si Hoaxder tadi untuk membuat cerita hoax ditengah pesatnya dunia telekomunikasi informasi sekarang ini tidaklah sulit.

Saya pernah bertemu dengan salah seorang teman yang suka usil membuat cerita Hoax. Membahas cerita Kakek Sarung ini dia meyakini hal tersebut adalah permainan hoaxder. Masih ingat tentang Display Picture (DP) di aplikasi Bl*ckberryMessanger yang sulit diganti. Dengan mengirimkan broad cast (BC) dan semacam kode kombinasi angka dan huruf di BBM maka secara otomatis DP akan terganti. Namun setelah mengirim BC, DP BBM tak juga terganti, sementara pesan tersebut diteruskan dari satu kontak ke kontak yang lainnya dan berkembang luas.

Cerita Kakek sarung tersebut biar saja menjadi konsumsi cerita dogeng sebelum tidur bagi ruang dengar kita, tanpa harus meyakininya . Jangan karena rumor Hoax lantas kita takut untuk membeli sarung, apalagi kita mendapati si penjual sarung itu adalah orang yang sudah tua. Dimulai dari diri sendiri, berfikirlah dengan logika, jangan lantas orang yang menjual sarung sebagai korban dari konsumsi berita hoax yang kita dengar.

**Penulis adalahwartawan di Surat Kabar Harian Batak Pos, Ketua Asossiasi Pers Mahasiswa Indonesia, dan redaktur di salah satu surat kabar Mingguan lokal di Asahan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates