“Tadi siang pas di jalan sama kawan awak beli kacang rebus bang…
“ tiba tiba istri saya memulai pembicaraan disela waktu rehat kami malam tadi.
“Terus ?” sambung ku ingin tahu kelanjutan ceritanya …
“Yang jualan itu kakek kakek, dia duduk gitu di pinggir
jalan terus awak sama kawan tadi datangin kakek itu la… kek, beli kacangnya
lima ribu ya,” sambungnya menirukan pembicaraan dengan si kakek penjual kacang
tadi.
“hmm.. terus gimana?,”
jawab ku kembali ke istri.
“ Awak kasikan la uang awak sepuluh ribu, terus si kakek itu
mengeluarkan kantongan kresek plastik
kecil dari saku celananya di jejerkannya semua uang yang ada dalam plastik itu
sama kami terus dia bilang, … ini nak ambil sendiri ya kembaliannya,”.
… “Awak pertamanya sempat bingung bang kenapa dia keluarkan
semua uangnya, rupanya si kakek itu buta …” kata istri saya menyambung ceritanya
kembali.
… “ terus awak tanya sama kakek itu,… Kek gimana nanti kalau
misalnya ada orang yang tiba tiba ambil uang kakek dia kasi uang dua ribu tapi
dibilangnya dua puluh ribu?”
Istri saya kembali melanjutkan ceritanya dan menirukan
perkataan kakek yang siang tadi ditemuinya, …”Nak percayalah, kalau Gusti Allah itu gak
akan salah memberikan rejeki, kalau memang itu rejekinya kita, satu inci pun
gak akan meleset kepada orang lain,” katanya.
***
Lewat cerita kakek tadi yang dikisahkan kembali oleh istri,
saya ingat beberapa waktu yang lalu berjuang mengumpulkan uang untuk
menghabiskan banyak dana diacara pernikahan. Alhamdulillah semua dapat diatasi
dan kami jalani. Tak terasa sejak 5 Juni sampai dengan hari ini sudah 3 bulan
lamanya membangun rumah tangga bersama istri yang tak pernah mengeluh
kekurangan. Terkadang banyak kebutuhan mendadak yang tanpa kami sadari harus di
penuhi tetapi semua selalu ada jalannya untuk mendapatkan rejeki tersebut.
Disamping itu, istri saya juga bekerja membantu mengumpulkan
pundi rejeki walau setiap hari ia harus menahan sakit karena didalam perutnya
sudah ada calon buah hati kami. Semoga sakit dan lelah mu terbayarkan. Entah
bagaimana lagi ekspresi syukur ini diutarakan karena memilikinya.
#KolongLangit 4 September 2015