blog edit

Kamis, 03 September 2015

Istri Saya Bercerita



“Tadi siang pas di jalan sama kawan awak beli kacang rebus bang… “ tiba tiba istri saya memulai pembicaraan disela waktu rehat kami malam tadi. 

“Terus ?” sambung ku ingin tahu kelanjutan ceritanya  

“Yang jualan itu kakek kakek, dia duduk gitu di pinggir jalan terus awak sama kawan tadi datangin kakek itu la… kek, beli kacangnya lima ribu ya,” sambungnya menirukan pembicaraan dengan si kakek penjual kacang tadi. 

“hmm.. terus  gimana?,” jawab ku kembali ke istri.

“ Awak kasikan la uang awak sepuluh ribu, terus si kakek itu mengeluarkan kantongan kresek plastik kecil dari saku celananya di jejerkannya semua uang yang ada dalam plastik itu sama kami terus dia bilang, … ini nak ambil sendiri ya kembaliannya,”.

… “Awak pertamanya sempat bingung bang kenapa dia keluarkan semua uangnya, rupanya si kakek itu buta …” kata istri saya menyambung ceritanya kembali.

… “ terus awak tanya sama kakek itu,… Kek gimana nanti kalau misalnya ada orang yang tiba tiba ambil uang kakek dia kasi uang dua ribu tapi dibilangnya dua puluh ribu?”

Istri saya kembali melanjutkan ceritanya dan menirukan perkataan kakek yang siang tadi ditemuinya,  …”Nak percayalah, kalau Gusti Allah itu gak akan salah memberikan rejeki, kalau memang itu rejekinya kita, satu inci pun gak akan meleset kepada orang lain,” katanya.

 ***

Lewat cerita kakek tadi yang dikisahkan kembali oleh istri, saya ingat beberapa waktu yang lalu berjuang mengumpulkan uang untuk menghabiskan banyak dana diacara pernikahan. Alhamdulillah semua dapat diatasi dan kami jalani. Tak terasa sejak 5 Juni sampai dengan hari ini sudah 3 bulan lamanya membangun rumah tangga bersama istri yang tak pernah mengeluh kekurangan. Terkadang banyak kebutuhan mendadak yang tanpa kami sadari harus di penuhi tetapi semua selalu ada jalannya untuk mendapatkan rejeki tersebut.

Disamping itu, istri saya juga bekerja membantu mengumpulkan pundi rejeki walau setiap hari ia harus menahan sakit karena didalam perutnya sudah ada calon buah hati kami. Semoga sakit dan lelah mu terbayarkan. Entah bagaimana lagi ekspresi syukur ini diutarakan karena memilikinya.
#KolongLangit 4 September 2015

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Good....(Y)
mantap bang bens...
Semoga langgeng sampai akhir hayat...dedek bayi nanti lahir sehat selamat beserta ibu nya :)

Unknown mengatakan...

merinding, terharu dengan ucapan si kakek penjual kacang

Unknown mengatakan...

Musdalifah | Amiin, makasi y dek :)

Richa Novita | iya, kisah nyata cerita dari istri abg :)

rawianAnakMarkas mengatakan...

muantappphhhhh.......

Unknown mengatakan...

Waahh,, selamat ya bg sudah mau jadi ayah.. semoga dimudahkan segala sesuatunya sampai nanti baby nya lahir. Subhannallah sekali ceritanya terutama si kakek yg jadi inspirasiny..

Unknown mengatakan...

thanks smua yang udah singgah di blog dan tulisan sederhana ini :)

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates