blog edit

Jumat, 26 Juni 2015

Mesjid MTQ 1946 Rawang, Tempat Pelaksanaan MTQ Pertama di Indonesia


@Liputan : Perdana_Bens |  Fahmi K

Kisaran - Sepintas, Mesjid yang terletak di Dusun II Desa Pondok Bungur atau yang biasa disebut Kampung Bunga sebelah Utara Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan ini tampak seperti mesjid biasa. Namun siapa sangka, ternyata mesjid ini pernah mencatat sejarah pelaksanaan pertama kali  Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) di Indonesia.

 Adnan, (52) sekretaris Badan Kemakmuran Mesjid (BKM)  Mesjid MTQ 1946 mengisahkan, sejarah panjang berdirinya mesjid ini dan menjadi saksi sejarah pertama kali pelaksanaan MTQ di Indonesia enam bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Tepat pada tanggal 12 Februari 1946 di Mesjid inilah pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) digelar.

Dialah (Alm) Muhammad Ali Umar putra daerah asli Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan, kelahiran 17 Agustus 1920 yang mencetuskan ide untuk diadakannya MTQ pertama kali di Indonesia pada tahun 1946 di mesjid tersebut.  Sejarah pertama kali MTQ diadakan tak bisa dilepaskan dari riwayat hidup beliau.

Cerita turun temurun soal mesjid bersejarah ini, diceritakan Adnan kepada BPB. Berawal dari tamat dari Sekolah Rendah di Pondok Bungur, pendiri mesjid sekaligus penggagas MTQ, Ali Umar melanjutkan sekolahnya ke Taman Siswa Kisaran, dan melanjutkan sekolahnya di Madrasah Aziziyah Tanjung Pura Langkat di tingkat Aliyah, dan pada saat itu beliau satu sekolah dengan Almarhum H. Adam Malik mantan wapres RI ke -2 saat itu.

Kemudian setelah tamat sekolah pada tahun 1938,  beliau mendirikan Madrasah Ikhwaniyah di Kec Sei Balai Asahan yang sekarang mekar menjadi daerah Kabupaten Asahan. Di Madrasah tersebut, beliau dikenal aktif dan pernah mengadakan perlombaan membaca Al Quran dan Khotbah Jum'at. Namun perlombaan yang beliau adakan mendapat tentangan keras dari guru agama yang berada di daerah tersebut dengan mengatakan Al Quran tidak boleh diperlombakan dan hukumnya haram karena tidak ada di jaman Nabi.

Karena mendapat tentangan, akhirnya Ali Umar kembali ke Pondok Bungur dan mendirikan sebuah organisasi bernama Persatuan Agama Islam (PAI) yang mempunyai anggota sebanyak 500 orang.  Pada saat itu, organisasi PAI dibawah kepemimpinan M.Ali Umar kembali mencetuskan ide diadakannya perlombaan pembacaan Al Quran, namun kali ini ide beliau lebih berani dengan mengadakan perlombaan tersebut lebih terbuka. Beliau bermaksud perlombaan ini diadakan, semata mata untuk mempererat persatuan diantara sesama umat Islam.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pro kontra di masyarakat, M. Ali Umar menemui tokoh agama untuk meminta fatwa terkait perlombaan tersebut. Akhirnya, tokoh agama pada saat itu Syeikh Haji M. Tahir Abdullah, Syeikh Haji Ahmad Dahlan dan Syeikh Haji Ismail Abdul Wahab memberikan fatwa bahwa memperlombakan Al Quran diperbolehkan selagi bertujuan untuk menggairahkan umat Islam dalam membaca Al Quran dan bukan untuk tujuan kepentingan duniawi secara ria.

 Setelah mendapat restu maka, diadakanlah Musabaqoh Tilawatil Qur'an untuk pertama kalinya pada tanggal 12 Februari 1946 di sebuah mesjid yang sampai kini mesjid tersebut dinamakan Mesjid MTQ 1946 yang terletak di dusun II desa Pondok Bungur kec. Rawang Panca Arga kab. Asahan.

Adnan juga menambahkan, tentang cerita mesjid MTQ 1946 ini bukanlah cerita hikayat atau legenda belaka, dan sudah mendapat pengakuan dari Kanwil DEPAG TK I Sumatera Utara. Menurut beliau, sampai saat ini juara 1 untuk kategori perempuan pada saat MTQ pertama kali diadakan masih hidup.
 "Saksi sejarah masih hidup, dia Ibunda Hajjah Syarifah, dia juara perempuan pada saat itu, dan kalo tidak ada halangan beliau akan diminta untuk mengaji pada pembukaan MTQ tingkat Provinsi di Asahan dalam waktu dekat ini.." ujar Andan menambahkan. (*)

Berjuta Rasanya

Harus diakui, pasca 5 Juni lalu perasaan yang hadir setelah menikah adalah “penyesalan”. Yah, menyesal?! Menyesal, kenapa tidak dari kemarin saja menikah !! –  hehe..  Guyonan lawas ini memang kerap diucapkan bagi mereka yang merasakan berjuta kebahagiaan pasca menikah.

Jika sudah menemukan cinta sejati, dia akan dibalut dalam bingkai pernikahan dan pasti selalu menemukan jalannya. Ada saja langkah, kebetulan, nasib, takdir, keberuntungan, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya banyak yang terjebak menggunakan syair syair cinta asmara tadi dengan konsep pacaran yang selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, galau etc. Menunggu saja  dan perbaikilah kualitas diri. Percayalah, jika berjodoh  Tuhan sendiri nanti yang akan memberikan jalan baiknya termasuk memberikan kebetulan-kebetulan yang sudah saya rasakan. 

Alhamdulillah Ramadhan kali ini saya melewatinya bersama istri tercinta. Ditengah kesibukan aktivitas kami di hari kerja tentu saja kami tetap memiliki moment moment khusus selama ramadhan. Mulai dari berbuka puasa, sholat magrib dan isya berjamah menjadi catatan waktu yang paling romantis seperjalanan hari hari kami. 

Baik saya maupun istri sama sama meyakini bahwa pertemuan kebetulan kami selama beberapa bulan terakhir yang berujung pada pernikahan merupakan kebetulan yang terencana dan direncanakan Maha Perencana. Kami sepakat kedepan dihari hari kami selanjutnya terkhusus Ramadhan kali ini dijadikan perekat cinta pasca pernikahan dalam satu kerangka membangun pondasi yang sakinah. Kami juga sama sama meyakini bahwa cinta yang hadir kali ini adalah bukan cinta yang kami tanam, tapi cinta yang dititipkan Nya. 

“ Seseorang yang mencintaimu karena  fisik maka suatu hari nanti ia akan pergi karena alasan fisik, yang menyukaimu karena materi maka suatu hari nanti juga akan pergi karena materi. Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati maka ia tidak akan pergi. Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk” 

#KolongLangit 26 Juni 2015.

Senin, 22 Juni 2015

Hastag Terjawab #!



Setiap cinta sudah memiliki waktunya. Mau dipaksakan bagaimana juga, jika dia bukan dengan orang tepat tetap saja tidak menemukan jalannya. Untuk itu bersabarlah, tetap perbaiki kualitas diri dan yakinlah yang terbaik pasti akan datang sesuai dengan kualitas diri kita sekarang. Yang baik, pasti akan datang menjemput  atau dijemput yang baik pula.

Setidaknya nasehat lawas ini sempat saya amalkan,  beberapa tahun belakangan sebelum menikah. Pertemuan saya dengan istri yang sekarang menjadi teman hidup di dunia adalah salah satu buah kesabaran kalimat pertama dari tulisan ini. Tak sedikit teman-teman terdekat yang bertanya, bagaimana pertemuan instan ini kemudian beralamat pada pencatatan sipil di kantor urusan agama. Lima tahun yang lalu, kami pernah bertatap muka dan duduk dalam satu perjalanan keretapi selama 4 jam. Tapi tak saling kenal dan tak saling sapa. 

Tepat 2 Agutus 2014 ketika itu beberapa hari setelah Idul Fitri. Melalui sebuah perjalanan pendakian bersama seorang sahabat, dari puncak gunung itu  saya sempat menuliskan pengharapan semacam tekad diatas sebuah karton putih bertuliskan, ”Menikah 2015. Kepada Siapa yang Entah Dimana”. Tulisan tersebut ditulis dengan sadar, dan sadar juga ketika itu belum ada rencana wanita mana yang akan dijemput  untuk dinikahi 2015. Namun, foto tersebut tidak saya publikasikan di media social, takut kalau bakal nanti diserbu para penggemar. Hehe..

Hingga akhirnya saya tak menyangka, dapat berkomunikasi dan berkenalan kembali dengan istri saya, orang yang pernah saya jumpai beberapa tahun yang lalu. Setelah menjalin komunikasi serius beberapa bulan dan menyampaikan niat baik kepada kedua orang tua, kemudahan dan pertolongan datang secara bertubi tubi. Menikah adalah niat yang baik, dan untuk mengimplementasikan niat baik tersebut harus diimbangi dengan perlakuan dan sikap yang baik terhadap orang tua maupun pasangan.

Tak ada yang menyangka lewat pertemuan singkat tersebut kami sama sama yakin untuk menikah. Semua pertemuan dan perjalanan kami selalu dimuluskan  untuk diberi jalannya. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, bahkan sebuah kebetulan yang amat kebetulan sekalipun adalah tetap rencana Tuhan  yang maha luar biasa dan tidak akan pernah meleset walau satu inchi sekalipun.

Maka orang orang yang kita temui, kejadian yang pernah dialami, baik masa lalu ataupun yang kini sedang terjadi selalu menyimpan misteri yang sudah pasti ada maksudnya bisa jadi kita tidak bisa menebak apa maksud kejadian terdahulu yang kita alami dan sekarang dapat memahami bahwa ini adalah makna dari kejadian masa lalu yang mungkin membuat kita hampir mengutuk Tuhan. 

Namun jika kita tidak berhasil menerjemahkan misteri tersebut tiap detailnya, karena terlalu megahnya rencana Tuhan itu, jelas itu bukan sesuatu yang buruk. Bisa jadi ada sesuatu yang luar bisa dan terbaik sedang disiapkannya. Maka yang harus dilakukan adalah bersyurkurlah dalam setiap keadaan, selalu mensyukuri setiap detik rencana Tuhan yang kita jalani sekarang ini. 

Beberapa bulan yang lalu, saya sering nulis status di media sosial denga hastag #KepadaSiapaYgEntahDimana, dan kini hastag itu terjawab sudah. Tentunya ini adalah bias dari kesabaran  bahwa Cinta pasti memiliki waktunya.

#KolongLangit, 22 Juni 2015

Kamis, 11 Juni 2015

I am Married


Aku gugup. Jum’at malam, 5 Juni 2015 pukul 20:15 menjadi moment bersejarah kedua didalam hidup setelah hari kelahiran. Diruang tamu rumahmu, puluhan pasang mata menjadi saksi dalam sejarah baru itu. Susana menjadi tegang ketika Bapakmu menjabat erat tanganku yang sedari tadi basah gemetar. Suasana hening mendadak pecah dalam satu nafas ku balas akad kehidupan baru kita ...

“Saya terima nikah Suri Kartika Dewi maharnya seperangkat alat solaaatt...”

“Bagaimana?”, ... Sah !!!

“Alhamdulillah”, seru seisi rumah dalam puluhan pasang mata yang sedari tadi fokus kearahku. Kitapun sah menjadi suami istri. Artinya mulai saat itu orang tuamu telah menyerahkan sepenuh tanggung jawabnya  kepadaku atas anak perempuannya. 

Kita saling percaya bahwa pertemuan, jodoh untuk memulai kehidupan yang baru hari ini sampai ajal memisahkan adalah satu rangkaian perencanaan luar biasa yang tidak disangka sangka. Setelah menjalin komunikasi intensif hanya enam bulan lamanya membuat kita tersadar bahwa Yang Maha Merencanakan telah mengatur ini sebelum jauh pertemuan kita. 

Banyak yang tak mengira kalau kita akan menikah dalam waktu secepat ini. Sebab baik temanku ataupun temanmu tak banyak yang mengetahui tentang profil kita. Menikah soal kelurusan niat dan tekat. Barangkali sudah menjadi semacam dogma diluar sana kalau pernikahan butuh persiapan dan perencanaan selama bertahun tahun lamanya untuk menyiapkan keperluan ini dan itu terkait finansial. Tapi ternyata sedikit yang mengira kalau menikah bukan perkara kesiapan finansial tetapi masalah kelurusan niat tentang apa tujuan dari menikah.

Kisa juga saling percaya, sebab menikah tak hanya menjaga kehormatan diri dan hati, akan tetapi pembuktian untuk mencari keridhoan mulia dalam penerjemahan ketaatan kepada Tuhan dalam meninggikan derajat. Menikah di bulan Sya’ban menjadi awalan yang bagus bagi kami,  mudah mudahan Ramadhan yang akan dihadapi akan lebih maksimal untuk beribadah apalagi ditemani dengan istri tercinta.

Menikah adalah jalan pulang dalam menjalani hidup. Ya! Menikah. Dengan pernikahan seseorang akan memulai perjalanan hidup dengan mementum yang sama. Yakni akan menjalani pernikahan perjalanan hidup kedepan bersama dengan pasangan secara bahagia dengan segala bentuk kemudahan dan kesukaran ditengah segala kekurangan.

Banyak teman teman yang terkejut atas pernikahan kami lewat pertemuan yang singkat ini. Sebab jawabnya juga sederhana dan tidak perlu tergesa gesa dalam menikah. Singkat ! Luruskan niat utama yang membuat keinginan untuk menikah sehingga rejeki itu datang dengan cara bertubi jika niat telah diluruskan.
Menikah, firtah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia. Dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah hanyalah kehancuran yang didapatkan. 

“Dan janganlah kalian mendekati zina, karena zina perbuatan yang buruk lagi kotor,” (Qs. Al Isra’ : 32)

“... dan nikahkanlah orang orang yang sendirian diantara kamu, dan orang orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaku dan hamba hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN, MAKA ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah maha luas (PemberianNya) dan maha pengetahui,” (QS. An Nur: 32)

“Wanita yang baik adalah untuk lelaku yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya) Bagi mereka ampunan dan riski yang melimpah (yaitu : Surga)” QS. An Nur : 26)

Jadi mengapa harus berfikir untuk mensegerakan yang baik. Tak perlu perencanaan sampai bertahun tahun dalam jebakan lingkaran dosa. Mudah mudahan selalu diberikan jalan kepada kawan kawan yang temotivasi setelah membaca tulisan ini untuk menikah. Semoga ...  

#KOLONGLANGIT
9 Juni 2015

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates