blog edit

Selasa, 31 Juli 2012

Nasib Penjual Pulsa Asongan di Kampus


“ dikasih utang payah bayar, gak diutangin nantik dibilang pelit”
Inspirasi ide tulisan ini ku dapat ketika terlibat kasus hutang pulsa dengan seorang penjual pulsa asongan kampus. Sampai tulisan ini selesai ditulis, aku belum juga bayar utang pulsa ku. Moga tulisan ini udah cukup la untuk melunasi hutang itu…

“ Setidaknya, tulisan ini akan mengangkat moral para pahlawan pulsa asongan di kampus/ sekolah, dan membuat sadar untuk orang-orang  yang sering beli pulsa dari penjual pulsa asongan (red; biasanya penjualnya teman kita sendiri ) kalau ngutang pulsa dan bayarnya lama maka secara tidak langsung anda telah membunuh bisnis teman anda ini secara perlahan”  Ujar Perdana Oi Ben’s, mantan penjual pulsa kampus.

Pernah gak terjebak di satu tempat yang membuat kita gak bisa keluar kemana-mana, sementara diwaktu yang bersamaan kita butuh komunikasi dengan seseorang untuk meminta pertolongan, sialnya kita gak bisa ngubungin orang itu karena saldo cuma bisa buat sms aja, maka kita pakailah sisa saldo yang ada untuk  hubungin temen  kampus atau sekolah kita yang jual pulsa dan akhirnya beberapa menit kemudian  pulsa kita dan secara tralaaalaa pulsa itu masuk,  berisilah saldo hape kita.

Kayaknya ribet yah bahasa nya …. Oke –oke analoginya begini :

Misalnya nih juminten dan parjok lagi betengkar karena juminten ngeliat parjok nge-bonceng cewe lain yg tak lain adalah adiknya parjok, karena memang terlanjur emosi juminten pun naik pitam .
Juminten: ”Kamu yah udah berani main di selingkuhin  akuh ??” /emosi tingkat dewi, kalo dewa buat cowok !
Parjok : ” looh emangnya ada apa siih beiibh …” /terkejuut..
Juminten : Tu tadi aku liat kamu boncengan cewe lain, pokoknya aku gak terima-h !!!
Parjok:  Bentar-bentar dulu donk sayang, itu gak yg seperti kamu liat … /ngeleees kayak sinetron di tipi. tapi aku bisa jelasin …
Cwe : Udah ga usah jelasin apa-apa lagi, hati akuh terlabjur atiit, pokoknya kita putuuusss !! … tuuutt tuuutt tuuut tuuut / bunyi suara telpon dimatiin.

Parjok bingung plus galau  mo nelpon balik pulsa pas kebetulan habis, mau keluar beli pulsa jauh,  dan harus nyambung angkot 2 kali di tambah naek becak 1 kali, tentu makan waktu banyak sementara ni urusan harus kelar karena sebenarnya cuma salah paham, maklum juminten termasuk tipe cewe yang memiliki rasa cemburuisme yang berlebihan, kalo lagi galau gini dia suka bunuh diri mendadak *wiih emang ada ! dan akhirnya parjok nge-sms si memet adik letting juniornya di kampus,  yg kebetulan tukang jual pulsa asongan di kampus, ngutang dulu buat ngisiin pulsa, kira-kira kek gini isi smsnya….

Parjok : “met, tlg isikan pulsa ku 10rb, penting kali ni, nanti kalo jumpa d kampus aq byar” // tanpa pikir panjang si memet balas : ok bg!
Dan akhirnya secara taaarrraaa…. Saldo pun masuk dan pertikaian dua sejoli tadi dapat di selesaikan karena masalah miss komunikasi.

Setelah berminggu-minggu kemudian, ternyata uang pulsa tak kunjung di bayar, memet pun galau, karena bingung, mau minta uang pulsanya segan, karena parjok seniornya,  dari mana harus ia cari perputaran uang untuk biaya kos dan kulianya, sementara kalo di itung2 keuntungan pulsa 10 ribu hanya 800 perak, artinya dia tekor 9.200 perak.

Nah dalam kronologi cerita tersebut di atas siapa yang jadi hero / pahlawannya ? Gak mungkin tukang cendol kan, pasti si memet tukang jual pulsa yang jadi pahlawan di balik layar. Siapa yg untung ? Siapa yg paling merana ???

Ni sebenarnya juga cerita pengalaman  ku yang dulu pernah jadi agen pulsa asongan di kampus. Tau la jual pulsa ni paling berapa kali lah keuntungan yang bisa di dapatkan asalkan perputaran uang bisa dijalankan dengan cepat saja maka bisnis ini akan lumayan sebenarnya. Memang antara bisnis dan teman nih dua hal yg harus diberi tembok pemisah, “bisnis is a bisnis” Kalo ada lagi ingat istilah dari negeri sebelah yg bilang kek gini : “ Cemana laah, Awak Demi Kawan, Kawan Demikian … “ Nanti kalo di tagih katanya “Takot kali la ko kayak gak ku bayar !”



Kalo boleh itung-itungan untuk setiap voucer pulsa 10 yang dijual menjadi 11 hanya mendapat keuntungan dirata-ratakan 8 ratus rupiah. Artinya jika dia punya modal 110 ribu maka keuntungan yang didapatnya hanya 8 ribu rupiah. Itupun kalo yang beli pulsanya pada bayar semua.
Baiklah mari coba kita bedah, tentang si penjual pulsa asongan ini :
  1. Pada umumnya mereka kebanyakan adalah anak kos, yang pengen dapat uang sampingan walaupun kecil.
  2. Bisnis mereka berkembang dari bacot to bacot, atau mulut ke mulut, ga usah pakai lapak jualan khusus, ga usah pasang spanduk ato plank nama.
  3. Model bisnis ini ala cina “bial untung dikit ha yang penting dagangan owe laris”
  4. Bisnis ini bisnis kepercayaan, sekali nembak ato gak bayar, selamanya tak di percaya.
  5. Kalo ada temen kita yg jual pulsa pas kita butuh ngutang pulsa dia bilang “lagi ga ada saldo” atau “lagi susah operator **** jaringannya”  maka saya bisa memastikan 70 % omongannya adalah alibi, karena dia gak mau terlibat hutang dengan anda, yah mungkin anda adalah suka payah atau lama kalo ngutang pulsa bayarnya. Supaya nyadar diri…
  6. Usaha ini tidak mempunyai kebijakan moneter yang kuat, missal utang pulsa lebih dari satu minggu maka dikenakan denda 50%
Minimal tulisan ini bisa memberikan kita sedikit gambaran bagaimana peliknya pedagang pulsa asongan, jadi kalau kita ada ngutang pulsa sama temen di kampus yah kalo bisa jangan lama lama di bayarnya, moga profokasi tulisan ini bisa meminimalisir dan memberikan pemahaman bagi kita yang sering ngutang beli pulsa sama kawan.
Dah la gituu aja ya …

Sabtu, 21 Juli 2012

Dari Teras Masjid, Aku di Bajak Asap Rokok


“Kok gak ada asbaknya yah, biasanya taraweh tahun lalu di teras mesjid ini disediakan asbaknya”, Gerutu bapak gemuk berkacamata ini, sambil memegang puntungan rokok  yang debunya hampir jatuh ke lantai.
“Karena khotbah solat jum’at tadi siang  udah ada himbauan pak, kalau dilarang merokok di areal mesjid / kompleks Muhammadiyah, dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan “, Sambutku yang menyelonong pembicaraan karena risih memperhatikan empat orang bapak dan dua pemuda yang mengepungku dengan kepulan asap rokok mereka di sudut teras masjid.

Tak seperti malam-malam biasanya suasana di setiap Mesjid malam ini, Ramadhan 1433H  ini adalah hari kedua. Karena semalam aku tidak bisa ikut tarawih karena harus mengerjakan editing tulisan berita yang numpuk  dari meja redaksi. Malam ini aku putuskan untuk mengikuti solat taraweh berjamaah di masjid Muhammadiyah.
Bagi warga Muhammadiyah 1 Ramadhan kali ini jatuh pada tanggal 20 juli bertepatan dengan hari jumat, ini sesuai dengan surat edaran dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bagiku Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam, aku tak mau ambil pusing tentang perbedaan penentuan awal Ramadhan, sementara pemerintah memutuskan 1 Ramadhan jatuh pada esok harinya.
Jum’at itu adalah hari pertama ku puasa, rutinitas aku laksanakan sebagai mana biasanya. Dari mimbar Jum’at di khutbah ke-2, aku memang datang agak terlambat, secara samar-samar  akan tetapi masih jelas ku dengar himbauan dari Ustadz yang suaranya tak asing lagi ku dengar ketika mengikuti pengajian-pengajian di Muhammadiyah.
“ Hadirin sidang Juma’t  yang di Rahmati Allah, Islam adalah agama yang sempurna dan selalu mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Islam juga tidak meridhoi perbuatan yang merusak diri sendiri atau sia-sia. Contohnya adalah merokok. Itu sebabnya mengapa Pimpinan Pusat Muhammadiyah  mengeluarkan fatwa tentang rokok kepada wagra Muhammadiyah agar meninggalkan perbuatan yang sia-sia dan merusak diri sendiri tersebut. Di wilayah muhammadiyah telah banyak di tempelkan di setiap sudut, berupa stiker himbauan agar tidak merokok di dalam wilayah Muhammadiyah.  Melalui dengan berpuasa di bulan Ramadhan ini, Insya Allah bagi kita yang merokok akan secara perlahan akan terbiasa karena menahan untuk tidak merokok di siang hari, dan jika memang bertekat meninggalkan kebiasaan merokok ini, Insya Allah dengan berpuasa sehabis ramadhan bapak yang merokok dapat berhenti” Himbau Ustadz Akhyar, singkat di ceramah kedua.
Sebenarnya aku juga adalah pemakai  produk dari Philiph Morris ini. Aku pernah mencoba untuk berhenti merokok, tapi rekor terakhirku dalam misi berhenti merokok hanya 3 hari setengah. Setidaknya aku telah berupaya. Dan kini secara perlahan aku masih bisa untuk mengurangi volume  rokok yang harus aku bakar tiap harinya.

** Di Teras, Masjid Asap Rokok Membajak Udara.



Malam ini aku akan mengikuti solat tarawih di mesjid Al-Huda Muhammadiyah, karena aku punya rencana sehabis tarawih akan kumpul bersama teman, maka ku sambar rokok yang masih tersisa separuh bungkus lagi yang aku beli dua hari yang lalu. Nongkrong sehabis tarawih sambil ngerokok akan lebih saling melengkapi”, Pikirku. Puasa memang ampuh untuk  menghentikan kebiasaan ku membakar tembakau 9 senti ini.
Langsung tarik gas sepeda motorku, menuju mesjid  yang berjarak sekitar 1Km dari rumahku. Sampai di halaman mesjid, ku parkirkan dengan pasti kuda Jepangku itu, setelah jalan beberapa belas meter dari parkir  menuju arah mesjid, aku sadar masih mengantongi rokok. Teringat akan khotbah juma’t  tadi siang maka aku memutuskan menaruh rokok di dalam bagasi motor, supaya bisa meredam hasratku untuk tidak merokok di dalam kompeks mesjid Muhammadiyah.
Malam itu masjid tumpah ruah karena jamaah yang membludak di hari ramadhan pertama, karena memang jamaah yang ramai, aku sampai kebagian solat di teras masjid.Ditambah lagi dengan anak-anak yang datang berkompi-kompi, mereka menenteng buku yang sama di selipkan kedalam pinggang. Sudah ku tebak bahwa buku itu adalah buku catatan ramadhan yang biasa di bagi kepada siswa, mengharuskan anak-anak ini datang ke mesjid untuk mendapatkan paraf ustad dan imam solat, guna melengkapi tugas mereka. Pemandangan yang unik, ketika ustadz penceramah pulang maka, se kompi bocah ini akan menyerbu bak boy band korea yang baru turun dari bandara ketika ia tour concert, untuk mengejar tandatangannya.
 Dimulai dengan solat isya berjamaah, lalu dilanjutkan dengan ceramah singkat sebelum tarawih. Setelah solat isya, aku yang kebagian tempat di teras mesjid memilih untuk diam ditempat karena sebelum solat tarawih akan ada ceramah. Biasanya para jemaah akan memilih posisi duduk untuk mendengarkan ceramah. Sebagian ada lagi yang lebih memilih ngobrol di luar atau di teras mesjid.
Aku yang telah duluan duduk di teras mesjid sejak solat isya tadi memilih tidak kemana-mana dan hingga tiba-tiba datang segerombolan bapak-bapak duduk mengepungku . Mereka duduk dengan sigap sebagian besar dari mereka mengeluarkan produknya Philiphs Morris didepanku .
Apa-apaan ini,” pikirku kenapa dengan lancangnya mereka mengeluarkan rokok di dalam teras masjid, padahal telah jelas apa yang disampaikan pada jum’at tadi. Aku terus mengamati tingkah mereka dan menguping  apa yang mereka bicarakan.Ternyata tuduhanku jelas sebenarnya bapak-bapak ini mendengar khotbah sholat juma’at tadi siang tentang larangan merokok di areal Muhammadiyah akan tetapi mau bagaimana lagi merokok ini tak bisa di elakkan lagi kalau udah kumpul diam seperti ini.    
“Kok gak ada asbaknya yah, biasanya taraweh tahun lalu di teras mesjid ini disediakan asbaknya”, Gerutu bapak gemuk berkacamata ini, sambil memegang puntungan rokok  yang debunya hampir jatuh ke lantai.
“Karena khotbah solat jum’at tadi siang  udah ada himbauan pak, kalau dilarang merokok di areal mesjid / kompleks Muhammadiyah, dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan “, Sambutku yang menyelonong pembicaraan karena risih memperhatikan empat orang bapak dan dua pemuda yang mengepungku dengan kepulan asap rokok mereka di sudut teras masjid.
Aku perhatikan mereka satu persatu, bahkan beberapa diantaranya adalah kukenal sebagai kader partai, wajah mereka tak asing lagi bagikku. Kok bisa yah ? orang seperti mereka tidak minimal mengharai peraturan “, aku menggerutu dalam hati.Beberapa diantara mereka mengambil cangkir plastik yang digunakan untuk minum ketika berbuka sebagai pengganti asbak. Waduuhh, ini semakin gilaa...
Betapa tidak, karena tadi dari rumah aku juga mengantongi sebungkus rokok, dan memang sengaja meninggalkan barang 9 senti itu di dalam bagasi sepeda motorku karena aku amat menghargai orang-orang tua para pemimpin organisasi ini. Kenapa sulit sekali menggunggah kesadaran orang untuk minimalnya menghargai peraturan ini.
Setidaknya kita dapat menghargai setiap keputusan walau tak dapat mematuhinya. Aku juga perokok walau fatwa Muhammadiyah melarang umatnya untuk tidak merokok, akan tetapi aku masih bisa menghargai keputusan fatwa Muhammadiyah tersebut seminimal-minimalnya untuk tidak merokok di kawasan / mesjid Muhammadiyah. Semoga ini menjadi renungan dan instropeksi diri kita bersama.
(Perdana Oi Ben's )

Jumat, 20 Juli 2012

Baksos BEM Amik Royal 24-26 Oktober 2011

Program kerja kali ini bakti sosial di laksanakan di desa silo lama kecatan silau laut, berpusat di SDN 010247. Sepertti biasa hal klasik yang kami alami dalam masalah hal pendanaan nampaknya bukan menjadi masalah bagi panpel kami ini, karena memang pengalaman adalah guru yang paling baik. Baksos kali ini kami mempersiapkannya dari jauh-jauh hari. alhasil untuk kebutuhan materi kita tidak ada masalah, mengingat baksos 2010 lalu dana menjadi masalah utama kami. Namun kayaknya tahu ini tidak terjadi....
Kumpul di kampus sekitar jam 9 pada tanggal 24 oktober senin, jadwal keberangkatan ke lokasi baksos molor dan terpencar-pencar pada saat keberangkatan. Acara pembukaan baksos yang dimulai jam 2 siang di hadiri oleh Perwakilan desa, UPT, Kepsek, dan Sekcam. dengan sambutan tari persembahan yang menyambut kami di SDN 010247 sebagai base camp pusat konsentrasi kegiatan.

Selasa, 17 Juli 2012

Inilah Kriteria Jama’ah Pendengar Ceramah


Ceramah yang sukses itu seperti apa ?


 Mimbar bebas yang berisikan siraman rohani mungkin bagi kita adalah merupakan sarana penyejuk hati yang dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan tentang keagamaan. Ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz dan para alim ulama guna mengingatkan dan menghimbau kita agar melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah SWT serta menjauhi laragan-larangannya. Majelis Taklim, selalu mengisi dalam setiap perkumpulan pengajian mingguan ibu-ibu, pengajian remaja mesjid atau kegiatan peringatan Hari Besar Islam (HBI ) seperti Isra’ Miraj dan Maulid.

Namun, tanpa mengurangi rasa hormat saya akan peringatan keagamaan tersebut, dan tidak bermaksud mencelai setiap kegiatan PHBI, tulisan ini saya buat semata-mata hanya untuk bahan  bacaan anda dan semoga kita dapat mengisntropeksi akan sikap kita yang mungkin tidak sengaja ada pada tulisan saya ini dalam mengikuti setiap kegiatan ceramah keagamaan.
            Mengikuti Majelis Taklim (red; Majelis yang di bentak-bentak orang alim) sebenarnya adalah cara agar kita bisa kembali mengingat kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepadanya. Ustadz yang menyampaikan tausiahnya di depan jamaahnya selalu membumbui dengan guyonan atau candaan. Terkadang banyak kita yang berpendapat parameter sukses tidaknya sebuah ceramah yang disampaikan ustad, tergantung dari seberapa besar iya bisa menghipnotis jamaahnya dengan bahan lucuan-lucuan yang membuat jamaahnya terbahak-bahak. Hal ini setelah saya bertanya dan mewawancarai langsung seorang mahasiswa yang duduk di samping saya ketika tengah mengikuti dan mendengarkan ceramah Isra Miraj yang dilaksanakan oleh sebuah organisasi intra kampus baru-baru ini.
            “Akhh, ustadnya gak pande, membawakan ceramahnya gak enak, gak ada ketawaknya, tengoklah para jamaahnya banyak yang mengantok “Ujarnya.
        Sekali lagi tanpa mengurangi rasa hormat kepada para Ustadz, image masyarakat terhadap penyampaian anda memang bukan lebih kepada tentang apa yang anda sampaikan, akan tetapi, bagaimana anda dapat membuat audience di depan terkekeh-kekeh . Namun, itulah penilaian mereka.
       Sebenarnya bukan masalah tipe Ustadznya yang harus gokil yang membuat pendengarnya tertawa-tawa, Ironinya, jika kita melihat  tipe  Ustadz yang kocak  disadari atau tidak, nilai dari isi ceramah yang dia sampaikan banyakan ngawurnya., dalam artian tidak sampai kepada maksud serta tujuan ceramah. Tak bermaksud mengajari  ikan berenang, ceramah yang baik itu adalah ceramah yang bisa memberikan wawasan, pencerahan, dan perubahan mainsett, sebelum jamaah mendengarkan dan setelah selesainya ceramah.


Sebenarnya tulisan ini bukan hujatan. Seorang Ustadz kondang sekalipun, tidak akan jadi menyampaikan tausiahnya jika tidak ada yang mendengarkannya.

Berikut ini adalah beberapa kriteria Jama’ah pendengar ceramah di acara PHBI seperti Maulid dan Isra Miraj menurut sebutannya dan tingkat respon terhadap isi ceramah :

1.    1.  Kaum yang terhormat. Biasanya nama orang-orang ini selalu di sebut sebelum acara dimulai, paling laris ketika sambutan-sambutan. Mulai dari protokoler, laporan ketua panitia, sambutan dari kades, lurah, camat, (biasa dimulai dari posisi jabatan yang paling rendah) nama mereka begitu laris. Yang terhormat, Bapak Polan, sebagai ketua… yang terhormat Bapak polan sebagai ketua … Orang-orang ini duduknya paling depan, jika memang ceramah yang disampaikan monoton dan terkesan membosankan, biasanya mereka akan malu untuk  pulang lebih dulu, atau tertidur di kursinya. Paling tidak kalau lagi bosan denger ceramah, mereka akan menahan-nahan kantuk, bergaya pas kayak ayam tidur.
2.    2. Jamaah yang menyimak. Jumlah mereka minoritas, biasanya mereka yang benar-benar mendengarkan isi ceramah ini adalah orang-orang tua, seperti nenek-nenek, atok-atok, mereka menjadikan ini sebagai bekal dikehipan yang akan datang.
             3.  Jamaah yang “menyomak”. Jamaah yang menyomak terbagi dalam 2 kategori.
a.  Pecahan botol; layaknya pecahan botol, jumlah mereka bisa lebih banyak dari pada undangan yang hadir. Yah, mereka adalah anak-anak yang suka bikin ribut, namanya juga anak-anak. Biasanya kalo acara peringatan PHBI dilaksanakan berbarengan dengan penyantunan anak yatim, pasti acara santunannya di dahulukan karena takut anak-anak ini pasti bikin keributan.
b.   Sisipan. Mereka adalah team sukses nya kegiatan ini. Biasanya sisipan ini adalah panitia pelaksana kegiatan, Kalau acara sepi undangan yang hadir di karenakan hujan, maka mereka akan mengisi kekosongan bangku-bangku agar dilihat banyak yang hadir.
4.       4.Orang-orang Jejaring Sosial. Kaum ini dihini oleh orang-orang yang hobi jadi pewarta yang melaporkan setiap aktifitasnya di situs social seperti facebook, dan twiiter. Urusan mendengarkan ceramah nomer sekian, biasanya mereka akan mengupload status yang kurang lebih bahasanya sama : “Lagie Ikut dan nyimak Ceramah  Peringatan Isra’ Miraj niich… “ padahal dia gak menyimak cemahnya, kalo menyimak ceramahnya pasti gak bakal nulis status !
5.       5.   Pasukan Jedda Snack. Kalo yang ini lain lagi mereka akan focus mendengarkan ceramah di 30 menit pertama, 30 menit kedua mereka sedikit gusar, konsentrasi orang-orang ini akan pecah begitu panitia konsumsi membagikan snack. Sehabis itu,biasanya mereka akan cabut cantik untuk pulang…
6.     6. Panpel. Sebenarnya orang-orang ini tidak terlalu menyimak dan mendengarkan ceramah, konsentrasi mereka mudah pecah karena memikirkan serangkaian acara. Namun, ketika semua jamaah tertawa terbahak-bahak karena lucuan yang di buat Ustadznya mereka ketawanya belakangan, dan bakal nanyak sama yang ketawa, “bilang apa ustadnya tadi ..? Habis tu mereka ketawa…
7.     7.  Dibelakang Layar. Biasanya di huni oleh tukang sound, dan petugas keamanan parkir, serta tukang becak maupun angkot. Orang-orang ini beranggapan masa bodoh dengan ceramahnya, yang penting harapan mereka cuma satu. “…kapan la habis acara ni ???”
8.    8.   Jamaah yang dapat Ide tulisan.  Dialah dalang dari bacaan yang anda baca sekarang ini, dapat ide tulisan langsung nulis, gak ada yang bisa mastikan apakah dia denger dan nyimak cemahnya.



Tulisan ini semata-mata bukan untuk bahan olok-olokan, di acara peringatan PHBI. Setidaknya dapat membantu dan memberikan kita  pencerahan, bahwa apa pun yang disampaikan dalam ceramah, dan bagaimanapun pesan yang disampaikan, ambillah hal positif yang dapat kita ambil didalamnya.


Kamis, 05 Juli 2012

PATOK LELE VS POIN BLANK



( kisah nyata !!! terinspirasi dari segerombolan bocah di gang sempit rumahku )

Siang itu memang panas luar biasa menyengat, dari kamar rumahku tempat persegi 4x4 dimana lokasi yang  kurasa paling nyaman sedunia aku memutuskan rehat siang sejenak melewatkan masa siang ini untuk berlayar kepulau kapuk, yah “modom” lah bahasa kerennya, untuk mengarungi samudra tanpa batas, berimajinasi, seakan duduk nonton dibioskop 21, berfantasi,  bermesra bersama mimpi, dan karena memang yang punya tidur dan mimpi itu anda, maka andalah yang menjadi sutradaranya plus produsernya mau jadi cerita bertemakan horror, action, drama, atau khayalan jorok.  ( bah! Kemana lari cerita ku ini … )   :* :D   Tapi friend ini bukan tentang perkara tidur dan kisah mimpi di siang bolong yang akan aku ceritakan karena memang gak ada nyambungnya dengan judul yang aku buat diatas. Bukan juga tentang issue KPK yang bangun gedung baru dari uang recehan saweran karena pengajuan gedung barunya gak di amini oleh DPR. J tu kan makin ga’ nyambung lagi … udah-udah, to the point aja, ini sebenarnya mau cerita apa siih  ? nah lo kok malah saya yang nuliis saya yang bingung … jjiiiahh ! :’(
Begini ceritanya pas diriku tidur disiang bolong itu secara gak sengaja dibangunin sama satu komplotan bocah-bocah  yang lagi asiik main dari dalam gang sempit disamping gang rumahku yang lebarnya  seukuran bettor (baca; becak bemotor),  kenapa ku bilang seukuran bettor ?  karena kalo ada bettor yang satunya lagi datang dari arah yang berlawanan pasti si abang becak tunggu-tungguan nunggu siapa yang ngalah untuk mundur mencari lahan kosong beberapa belas meter merelakan bettor yang satunya lewat, tapi menurut observasi lapangan ku dari kelas 1 SMA sampe sekarang aku tinggal di rumah nenek ku yang kuceritakan tadi tempat dimana aku tidur siang itu biasanya abang bettor yang paling muda yang ngalah untuk mundur ngargain yang lebih tua :D karena alasannya mungkin gak enak nanti jadi bahan ceritaan yang lebih tua pas ketemu di arisan bettor se-kecamatan, J nah kan ceritanya lari kebetor trus apa hubungannya sama judul patok lele vs point blank  ? :D … peace !, upss tapi saya minta  anda jangan larii dulu dari bacaan ini  tetap duduk santai dan konsentrasi karena bacaan ini keren, sekeren Lady Gaga yg gak jadi konser di Jakarta :D …
 
Sempat kesal juga sebenarnya dibangunin sama segerombol bocah itu  karena denger suara bising mereka mengharuskan aku tersentak terbangun dari tidur siang. Siapa yang rela di bangunin gitu aja sama suara bising bocah – bocah yang dengan sadis nya mereka ngerampas hak tidur siang ku ! karena memang udah gak bisa ngelanjutkan ritual tidur siang, aku berniat membalas perlakuan mereka kontan saja aku sejurus kemudian aku keluar dari kamar bermaksud memaki mereka satu persatu dan pengen menjitak  kepala anak-anak itu.
Sesampainya didepan pintu rumah, entah kenapa dengan cepat aku berubah pikiran, niat hati mau menghakimi anak-anak itupun urung ku lakukan, entah kenapa juga memang seketika aku dibangkitkan akan memori jamannya aku anak – anak dulu belasan tahun yang lalu ketika aku di posisi mereka. Rasanya tak sampai hati saja aku membubarkan keceriaan wajah polos mereka. Biasanya memang gerombolan genk bocah gang merpati (nama gang rumahku ) ini tak seramai biasanya karena memang mereka sedang liburan sekolah, sontak juga dalam lamunanku siang itu mereka memain sebuah permainan yang beberapa tahun ini tak pernah kulihat. Yah, benar kawan, nama game yang udah ada sejak jamannya mamak-ku  masih anak-anak ini adalah “patok lele” namanya begitu  begitu melegenda dijaman kita anak-anak dulu.
Yang membuat aku tak jadi memarahi mereka bukan hanya karena mereka main patok lele, tapi aku pernah merasakan apa yang sekarang mereka rasakan, aku memberontak dan membuat posisi terbalik. Rasanya mereka (anak-anak) pasti kesal seandainya aku bubarkan ala  satpol PP membubarkan PKL di pajak,  mereka pasti gak bisa meneruskan permainannya. Sebenarnya gak hanya sampai disitu aja, aku patutnya bangga melihat generasi muda di gang rumah nenekku ini bisa melanjutkan untuk mewarisi permainan yang melegenda ini, ditengah-tengah sempitnya lahan bermain untuk mereka karena pembangunan di sana sini, ditambah lagi game-game online yang maha dasyat canggihnya seperti point blank, atlantica, dan apalah itu namanya dan lain sebagainya. Bagiku patok lele gak hanya sekedar permainan warisan, ditengah-tengah modernisasi global ini, permainan ini begitu merakyat dan untuk  bermainnya pun dibutuhkan kekompakan team tidak pakai egoisme walaupun kadang mau jugak salah-salah “kepala awak” yang bocor dibuatnya  karena kenak hajar sama lele yang dipatok sikawan ujung-ujungnya ngadu sama mamaknya dan enceng … :D

Nah friend, kontan saja ketika itu aku beronani  membanding-bandingkan dalam lamunanku kenapa permainan yang melegenda di seantero Indonesia ini jarang dijumpain ketimbang game online yang  banjir sekarang.
  1. Karena memang jarang didapat lagi lahan-lahan kosong yang bisa dimanfaatkan anak-anak untuk bermain, banyaknya pembangunan sudah disana sini, sementara game online semakin menjamur  dan hampir disetiap sudut jalan dengan gampang kita jumpa.
  2. Pola pikir anak-anak sekarang yang udah maju, mereka terlanjur dikenalkan kepada kecanggihan teknologi yang tak terelakkan *berarti kita yang anak-anak jaman dulu gak maju mikirnya :D
  3. Anak-anak jaman  sekarang maunya instan aja, rasa social yang kurang *cobak mikir kalo kita dulu mau main sama kawan aja nyariin  sampe kerumahnya di kumpulin satu-satu udah rame baru bisa maen, buuukkk ada si bens ?? / “ga’ boleh main, dia tidor siang” (kata mamaknya)  J kalo sekarang mereka cuma modal seratus perak, sms-an aja udah jadi…
  4. Main game online sebenarnya bagus tapi rawan buat yang maniac, percaya kalo anak-anak bahkan mahasiswa sekalipun yang maniac game online  pasti sering bolos sekolah, bahkan bolos kuliah ( kalo senyum2 berarti pernah ! :D langsung vonis :D ) nah kalo ga punya duit buat main pb ( pointblank ) ato online pasti mikir dari mana caranya buat dapet duit gampang, yah apalagi lah korup cilik pun mewaris kepada generasi ini dengan makan uang sekolah lah, uang buku di mark-up lah / digembungkan dananya macam lah motifnya.
  5. Semua game itu candu ! kecuali patok lele, pecah piring, alep berondok , main  kareet, ular tangga, monopoli, kuaci, gambaran, engklek, main layangan, apa lagii yah … :D walaupun permainan tradisional itu juga ada kesan candunya tapi seminimalnya gak ngajarin anak-anak buat belajar melakukan kejahatan yang dilakukan maniac game online kaya’ cabut sekolah, makan uang buku/ sekolah dsb
  6. Patok lele / permainan tradisional  gak masuk dalam nomor lomba di olimpiade atau  Pekan Olahraga  Kelurahan pada acara 17agustus-an. Artinya memang kurangnya kesadaran dari kita untuk kembali memperkenalkan dan menjaga permainan ini. Coba aja kalau sekali-kali dibuat pertandingan patok lele antar kampus menyambut HUT RI , ga’ kebayang gimana keren nya tuh acara…  :D               

Nah satu lagi ni woy, uniknya memang kelen sadari gak kalo permainan alep brondok, patok lele, dsb nya itu punya peraturan yang sama dimanapun dimainkan, entah dimana dan kapan perumusan peraturannya itu gak ada yang tau, mungkin ada musywarah atau konfresinya dimana tiap-tiap perwakilan  bocah antar provinsi se-Indonesia ngumpul bahas peraturan patok lele J  Dari dulu cuma bedanya mungkin dalam hal penyebutannya aja, missal kalau main alep brondok itu sebutannya di sumut, kalo di jawa sana sebutannya udah lain lagi, namanya petak umpet, ada juga yang bilang alep cindong, mungkin di papua sana namanya alep semelekete  :D *itu siih nek coyoo, karena dalam penulisan ini penulis gak sampek riset ke papua…. Huakakkaka :D :* :I





<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

<<< Empu nya yang punya bloog...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates