“Kok
gak ada asbaknya yah, biasanya taraweh tahun lalu di teras mesjid ini
disediakan asbaknya”, Gerutu bapak gemuk berkacamata ini, sambil memegang
puntungan rokok yang debunya hampir
jatuh ke lantai.
“Karena
khotbah solat jum’at tadi siang udah ada
himbauan pak, kalau dilarang merokok di areal mesjid / kompleks Muhammadiyah,
dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan “, Sambutku yang menyelonong
pembicaraan karena risih memperhatikan empat orang bapak dan dua pemuda yang
mengepungku dengan kepulan asap rokok mereka di sudut teras masjid.

Tak
seperti malam-malam biasanya suasana di setiap Mesjid malam ini, Ramadhan
1433H ini adalah hari kedua. Karena
semalam aku tidak bisa ikut tarawih karena harus mengerjakan editing tulisan
berita yang numpuk dari meja redaksi. Malam
ini aku putuskan untuk mengikuti solat taraweh berjamaah di masjid
Muhammadiyah.
Bagi
warga Muhammadiyah 1 Ramadhan kali ini jatuh pada tanggal 20 juli bertepatan
dengan hari jumat, ini sesuai dengan surat edaran dari Pimpinan Pusat
Muhammadiyah. Bagiku Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam, aku tak mau
ambil pusing tentang perbedaan penentuan awal Ramadhan, sementara pemerintah
memutuskan 1 Ramadhan jatuh pada esok harinya.
Jum’at
itu adalah hari pertama ku puasa, rutinitas aku laksanakan sebagai mana
biasanya. Dari mimbar Jum’at di khutbah ke-2, aku memang datang agak terlambat,
secara samar-samar akan tetapi masih
jelas ku dengar himbauan dari Ustadz yang suaranya tak asing lagi ku dengar
ketika mengikuti pengajian-pengajian di Muhammadiyah.
“
Hadirin sidang Juma’t yang di Rahmati
Allah, Islam adalah agama yang sempurna dan selalu mengajarkan kebaikan kepada
umatnya. Islam juga tidak meridhoi perbuatan yang merusak diri sendiri atau
sia-sia. Contohnya adalah merokok. Itu sebabnya mengapa Pimpinan Pusat
Muhammadiyah mengeluarkan fatwa tentang rokok
kepada wagra Muhammadiyah agar meninggalkan perbuatan yang sia-sia dan merusak
diri sendiri tersebut. Di wilayah muhammadiyah telah banyak di tempelkan di
setiap sudut, berupa stiker himbauan agar tidak merokok di dalam wilayah
Muhammadiyah. Melalui dengan berpuasa di
bulan Ramadhan ini, Insya Allah bagi kita yang merokok akan secara perlahan akan
terbiasa karena menahan untuk tidak merokok di siang hari, dan jika memang
bertekat meninggalkan kebiasaan merokok ini, Insya Allah dengan berpuasa
sehabis ramadhan bapak yang merokok dapat berhenti” Himbau Ustadz Akhyar,
singkat di ceramah kedua.
Sebenarnya
aku juga adalah pemakai produk dari
Philiph Morris ini. Aku pernah mencoba untuk berhenti merokok, tapi rekor
terakhirku dalam misi berhenti merokok hanya 3 hari setengah. Setidaknya aku
telah berupaya. Dan kini secara perlahan aku masih bisa untuk mengurangi volume rokok yang harus aku bakar tiap harinya.
** Di Teras, Masjid
Asap Rokok Membajak Udara.
Malam ini aku akan
mengikuti solat tarawih di mesjid Al-Huda Muhammadiyah, karena aku punya
rencana sehabis tarawih akan kumpul bersama teman, maka ku sambar rokok yang
masih tersisa separuh bungkus lagi yang aku beli dua hari yang lalu. Nongkrong sehabis tarawih sambil ngerokok
akan lebih saling melengkapi”, Pikirku. Puasa memang ampuh untuk menghentikan kebiasaan ku membakar tembakau 9
senti ini.
Langsung
tarik gas sepeda motorku, menuju mesjid yang
berjarak sekitar 1Km dari rumahku. Sampai di halaman mesjid, ku parkirkan
dengan pasti kuda Jepangku itu, setelah jalan beberapa belas meter dari parkir menuju arah mesjid, aku sadar masih
mengantongi rokok. Teringat akan khotbah juma’t tadi siang maka aku memutuskan menaruh rokok
di dalam bagasi motor, supaya bisa meredam hasratku untuk tidak merokok di
dalam kompeks mesjid Muhammadiyah.
Malam
itu masjid tumpah ruah karena jamaah yang membludak di hari ramadhan pertama,
karena memang jamaah yang ramai, aku sampai kebagian solat di teras
masjid.Ditambah lagi dengan anak-anak yang datang berkompi-kompi, mereka
menenteng buku yang sama di selipkan kedalam pinggang. Sudah ku tebak bahwa
buku itu adalah buku catatan ramadhan yang biasa di bagi kepada siswa,
mengharuskan anak-anak ini datang ke mesjid untuk mendapatkan paraf ustad dan
imam solat, guna melengkapi tugas mereka. Pemandangan yang unik, ketika ustadz
penceramah pulang maka, se kompi
bocah ini akan menyerbu bak boy band
korea yang baru turun dari bandara ketika ia tour concert, untuk mengejar
tandatangannya.
Dimulai dengan solat isya berjamaah, lalu
dilanjutkan dengan ceramah singkat sebelum tarawih. Setelah solat isya, aku
yang kebagian tempat di teras mesjid memilih untuk diam ditempat karena sebelum
solat tarawih akan ada ceramah. Biasanya para jemaah akan memilih posisi duduk
untuk mendengarkan ceramah. Sebagian ada lagi yang lebih memilih ngobrol di
luar atau di teras mesjid.
Aku
yang telah duluan duduk di teras mesjid sejak solat isya tadi memilih tidak
kemana-mana dan hingga tiba-tiba datang segerombolan bapak-bapak duduk
mengepungku . Mereka duduk dengan sigap sebagian besar dari mereka mengeluarkan
produknya Philiphs Morris didepanku .
Apa-apaan
ini,” pikirku kenapa dengan lancangnya mereka mengeluarkan rokok di dalam teras
masjid, padahal telah jelas apa yang disampaikan pada jum’at tadi. Aku terus
mengamati tingkah mereka dan menguping
apa yang mereka bicarakan.Ternyata tuduhanku jelas sebenarnya
bapak-bapak ini mendengar khotbah sholat juma’at tadi siang tentang larangan
merokok di areal Muhammadiyah akan tetapi mau bagaimana lagi merokok ini tak
bisa di elakkan lagi kalau udah kumpul diam seperti ini.
“Kok
gak ada asbaknya yah, biasanya taraweh tahun lalu di teras mesjid ini
disediakan asbaknya”, Gerutu bapak gemuk berkacamata ini, sambil memegang
puntungan rokok yang debunya hampir
jatuh ke lantai.
“Karena
khotbah solat jum’at tadi siang udah ada
himbauan pak, kalau dilarang merokok di areal mesjid / kompleks Muhammadiyah,
dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan “, Sambutku yang menyelonong
pembicaraan karena risih memperhatikan empat orang bapak dan dua pemuda yang
mengepungku dengan kepulan asap rokok mereka di sudut teras masjid.
Aku
perhatikan mereka satu persatu, bahkan beberapa diantaranya adalah kukenal
sebagai kader partai, wajah mereka tak asing lagi bagikku. Kok bisa yah ? orang
seperti mereka tidak minimal mengharai peraturan “, aku menggerutu dalam hati.Beberapa diantara mereka mengambil cangkir plastik yang digunakan untuk minum ketika berbuka sebagai pengganti asbak. Waduuhh, ini semakin gilaa...
Betapa
tidak, karena tadi dari rumah aku juga mengantongi sebungkus rokok, dan memang
sengaja meninggalkan barang 9 senti itu di dalam bagasi sepeda motorku karena
aku amat menghargai orang-orang tua para pemimpin organisasi ini. Kenapa sulit
sekali menggunggah kesadaran orang untuk minimalnya menghargai peraturan ini.
Setidaknya
kita dapat menghargai setiap keputusan walau tak dapat mematuhinya. Aku juga
perokok walau fatwa Muhammadiyah melarang umatnya untuk tidak merokok, akan
tetapi aku masih bisa menghargai keputusan fatwa Muhammadiyah tersebut seminimal-minimalnya
untuk tidak merokok di kawasan / mesjid Muhammadiyah. Semoga ini menjadi
renungan dan instropeksi diri kita bersama.
(Perdana Oi Ben's )
(Perdana Oi Ben's )
0 komentar:
Posting Komentar