blog edit

Sabtu, 21 Juli 2012

Dari Teras Masjid, Aku di Bajak Asap Rokok


“Kok gak ada asbaknya yah, biasanya taraweh tahun lalu di teras mesjid ini disediakan asbaknya”, Gerutu bapak gemuk berkacamata ini, sambil memegang puntungan rokok  yang debunya hampir jatuh ke lantai.
“Karena khotbah solat jum’at tadi siang  udah ada himbauan pak, kalau dilarang merokok di areal mesjid / kompleks Muhammadiyah, dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan “, Sambutku yang menyelonong pembicaraan karena risih memperhatikan empat orang bapak dan dua pemuda yang mengepungku dengan kepulan asap rokok mereka di sudut teras masjid.

Tak seperti malam-malam biasanya suasana di setiap Mesjid malam ini, Ramadhan 1433H  ini adalah hari kedua. Karena semalam aku tidak bisa ikut tarawih karena harus mengerjakan editing tulisan berita yang numpuk  dari meja redaksi. Malam ini aku putuskan untuk mengikuti solat taraweh berjamaah di masjid Muhammadiyah.
Bagi warga Muhammadiyah 1 Ramadhan kali ini jatuh pada tanggal 20 juli bertepatan dengan hari jumat, ini sesuai dengan surat edaran dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bagiku Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam, aku tak mau ambil pusing tentang perbedaan penentuan awal Ramadhan, sementara pemerintah memutuskan 1 Ramadhan jatuh pada esok harinya.
Jum’at itu adalah hari pertama ku puasa, rutinitas aku laksanakan sebagai mana biasanya. Dari mimbar Jum’at di khutbah ke-2, aku memang datang agak terlambat, secara samar-samar  akan tetapi masih jelas ku dengar himbauan dari Ustadz yang suaranya tak asing lagi ku dengar ketika mengikuti pengajian-pengajian di Muhammadiyah.
“ Hadirin sidang Juma’t  yang di Rahmati Allah, Islam adalah agama yang sempurna dan selalu mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Islam juga tidak meridhoi perbuatan yang merusak diri sendiri atau sia-sia. Contohnya adalah merokok. Itu sebabnya mengapa Pimpinan Pusat Muhammadiyah  mengeluarkan fatwa tentang rokok kepada wagra Muhammadiyah agar meninggalkan perbuatan yang sia-sia dan merusak diri sendiri tersebut. Di wilayah muhammadiyah telah banyak di tempelkan di setiap sudut, berupa stiker himbauan agar tidak merokok di dalam wilayah Muhammadiyah.  Melalui dengan berpuasa di bulan Ramadhan ini, Insya Allah bagi kita yang merokok akan secara perlahan akan terbiasa karena menahan untuk tidak merokok di siang hari, dan jika memang bertekat meninggalkan kebiasaan merokok ini, Insya Allah dengan berpuasa sehabis ramadhan bapak yang merokok dapat berhenti” Himbau Ustadz Akhyar, singkat di ceramah kedua.
Sebenarnya aku juga adalah pemakai  produk dari Philiph Morris ini. Aku pernah mencoba untuk berhenti merokok, tapi rekor terakhirku dalam misi berhenti merokok hanya 3 hari setengah. Setidaknya aku telah berupaya. Dan kini secara perlahan aku masih bisa untuk mengurangi volume  rokok yang harus aku bakar tiap harinya.

** Di Teras, Masjid Asap Rokok Membajak Udara.



Malam ini aku akan mengikuti solat tarawih di mesjid Al-Huda Muhammadiyah, karena aku punya rencana sehabis tarawih akan kumpul bersama teman, maka ku sambar rokok yang masih tersisa separuh bungkus lagi yang aku beli dua hari yang lalu. Nongkrong sehabis tarawih sambil ngerokok akan lebih saling melengkapi”, Pikirku. Puasa memang ampuh untuk  menghentikan kebiasaan ku membakar tembakau 9 senti ini.
Langsung tarik gas sepeda motorku, menuju mesjid  yang berjarak sekitar 1Km dari rumahku. Sampai di halaman mesjid, ku parkirkan dengan pasti kuda Jepangku itu, setelah jalan beberapa belas meter dari parkir  menuju arah mesjid, aku sadar masih mengantongi rokok. Teringat akan khotbah juma’t  tadi siang maka aku memutuskan menaruh rokok di dalam bagasi motor, supaya bisa meredam hasratku untuk tidak merokok di dalam kompeks mesjid Muhammadiyah.
Malam itu masjid tumpah ruah karena jamaah yang membludak di hari ramadhan pertama, karena memang jamaah yang ramai, aku sampai kebagian solat di teras masjid.Ditambah lagi dengan anak-anak yang datang berkompi-kompi, mereka menenteng buku yang sama di selipkan kedalam pinggang. Sudah ku tebak bahwa buku itu adalah buku catatan ramadhan yang biasa di bagi kepada siswa, mengharuskan anak-anak ini datang ke mesjid untuk mendapatkan paraf ustad dan imam solat, guna melengkapi tugas mereka. Pemandangan yang unik, ketika ustadz penceramah pulang maka, se kompi bocah ini akan menyerbu bak boy band korea yang baru turun dari bandara ketika ia tour concert, untuk mengejar tandatangannya.
 Dimulai dengan solat isya berjamaah, lalu dilanjutkan dengan ceramah singkat sebelum tarawih. Setelah solat isya, aku yang kebagian tempat di teras mesjid memilih untuk diam ditempat karena sebelum solat tarawih akan ada ceramah. Biasanya para jemaah akan memilih posisi duduk untuk mendengarkan ceramah. Sebagian ada lagi yang lebih memilih ngobrol di luar atau di teras mesjid.
Aku yang telah duluan duduk di teras mesjid sejak solat isya tadi memilih tidak kemana-mana dan hingga tiba-tiba datang segerombolan bapak-bapak duduk mengepungku . Mereka duduk dengan sigap sebagian besar dari mereka mengeluarkan produknya Philiphs Morris didepanku .
Apa-apaan ini,” pikirku kenapa dengan lancangnya mereka mengeluarkan rokok di dalam teras masjid, padahal telah jelas apa yang disampaikan pada jum’at tadi. Aku terus mengamati tingkah mereka dan menguping  apa yang mereka bicarakan.Ternyata tuduhanku jelas sebenarnya bapak-bapak ini mendengar khotbah sholat juma’at tadi siang tentang larangan merokok di areal Muhammadiyah akan tetapi mau bagaimana lagi merokok ini tak bisa di elakkan lagi kalau udah kumpul diam seperti ini.    
“Kok gak ada asbaknya yah, biasanya taraweh tahun lalu di teras mesjid ini disediakan asbaknya”, Gerutu bapak gemuk berkacamata ini, sambil memegang puntungan rokok  yang debunya hampir jatuh ke lantai.
“Karena khotbah solat jum’at tadi siang  udah ada himbauan pak, kalau dilarang merokok di areal mesjid / kompleks Muhammadiyah, dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan “, Sambutku yang menyelonong pembicaraan karena risih memperhatikan empat orang bapak dan dua pemuda yang mengepungku dengan kepulan asap rokok mereka di sudut teras masjid.
Aku perhatikan mereka satu persatu, bahkan beberapa diantaranya adalah kukenal sebagai kader partai, wajah mereka tak asing lagi bagikku. Kok bisa yah ? orang seperti mereka tidak minimal mengharai peraturan “, aku menggerutu dalam hati.Beberapa diantara mereka mengambil cangkir plastik yang digunakan untuk minum ketika berbuka sebagai pengganti asbak. Waduuhh, ini semakin gilaa...
Betapa tidak, karena tadi dari rumah aku juga mengantongi sebungkus rokok, dan memang sengaja meninggalkan barang 9 senti itu di dalam bagasi sepeda motorku karena aku amat menghargai orang-orang tua para pemimpin organisasi ini. Kenapa sulit sekali menggunggah kesadaran orang untuk minimalnya menghargai peraturan ini.
Setidaknya kita dapat menghargai setiap keputusan walau tak dapat mematuhinya. Aku juga perokok walau fatwa Muhammadiyah melarang umatnya untuk tidak merokok, akan tetapi aku masih bisa menghargai keputusan fatwa Muhammadiyah tersebut seminimal-minimalnya untuk tidak merokok di kawasan / mesjid Muhammadiyah. Semoga ini menjadi renungan dan instropeksi diri kita bersama.
(Perdana Oi Ben's )

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates