Publik sepakbola di Kabupaten Asahan saat ini sedang panas - panasnya.
Bagaimana tidak dalam tempo kurang dari satu minggu, dua gelar runner up
diboyong sekaligus ke tanah Rambate Rata Raya. Satu dari kompetisi
"lawas" level muda bertajuk Suratin Cup U-18, satunya lagi didapat dari
Barcelona Cup U-15 nun jauh dari negerinya Lionel Messi. Meski sama sama berstatus juara dua, keganggaan itu tetap patut disandang dengan dada tegak.
Foto: Anak - anak Asahan berselebrasi di Barcelona Football Cup tampil sebagai runner up.
Dokumentasi penampilan PS Bintang Jaya Asahan saat berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC - B) tahun 2016 di Stadion Mutiara Kisaran.
Foto: Anak - anak Asahan berselebrasi di Barcelona Football Cup tampil sebagai runner up.
Dua turnament sepakbola tersebut sukses dilakoni PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH ASAHAN (PSSA) usia muda berkat dukungan all out
para pejuang olahraga si kulit bundar di Asahan baik dari depan atau
belakang layar, dari dalam maupun luar lapangan, langsung maupun tidak
langsung. Semua dukungan tulus, demi kemajuan per- sebakbolaan di
Asahan.
Sabtu, (28/10/2017) final Suratin Cup mempertemukan antara PSSA U18 yang mewakili (SUMUT) VS JAWA BARAT U-18 disiarkan live di televisi dari stadion Manguwoharjo, Sleman DIY. Ditengah pertandingan si komentator sempat menjelaskan (mungkin sebelumnya buka gugel) dari
mana tim PSSA ini berasal. Kemudian si komentator menjelaskan sendiri,
tim berbaju hijau itu datang dari daerah yang secara geografis
didominasi wilayah perkebunan bernama Kabupaten Asahan di Sumatera Utara
jaraknya sekitar empat jam jika menempuh perjalanan darat dari kota
Medan.
Sikomentator juga
bilang, selama ini daerah tersebut (Asahan) melahirkan banyak atlit
sepakbola berbakat di PSMS Medan dimasanya, misalnya Abdurahman Gurning,
Edu Juanda sampai penyerang aktif PSMS saat ini, Willyando.
Pra
pertandingan Final sosial media ramai membincangkan PSSA Asahan ini.
Saat mengikuti nonton bareng di salah satu bilangan warung kopi di kota
Kisaran, seorang penikmat bola tiba tiba nyeletuk. "PSSA ini lama tak
kedengaran tiba tiba main di tipi aja, Bintang Jaya apa kabarnya?".
Tahun
2016 lalu Asahan boleh jadi sedang menapaki puncak masa kegemilangan
sepakbolanya yang berlaga di kasta kedua Indonesia (liga 2). Adalah
kesebelasan Bintang Jaya (BJ) mampu menjadi warna dan permainannya
diperhitungkan oleh tim - tim yang terlebih dulu punya nama besar
sekaliber dengan PSMS Medan, PSPS Riau Pekanbaru, sampai Persiraja Banda
Aceh. Bahkan saat itu PSSA Asahan, tim yang lebih dahulu sudah ada dan
bermarkas di stadion Mutiara ini namanya hampir tak terdengar. Namun
kondisi itu tak bertahan lama, tim berjuluk "Laskar Kijang Gunung" yang
dimodali penuh oleh seorang penggila bola, pengusaha sekaligus pejabat
di kota Kisaran ini redup karena faktor "X". Tim ini kemudian berganti owner pindah home base ke kota Batam di Kepulauan Riau pada musim 2017 tetap bermain di Liga 2 dengan nama baru 757 Kepri Jaya.
Sepakbola
bisa dikatakan punya tempat khusus di Asahan karna terdapat masih
memiliki orang - orang yang loyalitas mati dan cinta pada dunia gila
bola. Selepas BJ, pelan tapi pasti PSSA Asahan naik kepermukaan melalui
prestasi atlit usia mudanya. U-18 meski kalah di partai final Suratin
Cup 2017 dari Jawa Barat 1-4.
Senin
(30/10/2017) jagat maya di Asahan dihebohkan dengan "penampakan" tim
PSSA U-15 di Barcelona Spanyol. Mereka menempati posisi Runner Up pada kompetisi Barcelona Cup
usai dikalahkan Soccers tim asal Inggris 0 - 2. Penampakan memang,
karena keberangkatan tim yang merupakan utusan undangan dari Badan Liga
Sepakbola Pelajar Indonesia (BLISPI) diketahui oleh Kementrian Pemuda
dan Olahraga dalam rangka pengembangan sepakbola Indonesia usia muda,
nyaris tak diketahui oleh peliput media lokal. Ujug-ujug menang,
juara dua pula bersaing dengan tim tim eropa yang terapan ilmu
sepakbolanya jauh di atas Indonesia. Sesuatu, ... karna keikutseraan tim
menuju Spanyol mendapat talangan sponsor penuh dari Pemkab Asahan
dibayar mahal pula dengan raihan juara dua tadi. standing aplause...
Dikisahkan,
perjalanan tim PSSA U-15 yang membawa nama Garuda Jaya Indonesia
mengikuti kompetisi memang tak mudah. Dalam siaran pers rilis resmi
melalui pesan aplikasi watshap group yang diterima PSSA
dibabak penyisihan group A keluar sebagai juara setelah mengalahkan tim
tuan rumah Bafala Spanyol 1 – 0, ditahan imbang tim Newbridge Town 1 -1
dari Irlandia, dan mengalahkan tim Fortuna dari Swedia dengan skor
telak 3 – 0. Bagaimanapun perjalanan mereka ke Spanyol menyisakan cerita
bangga lewat prestasi tadi. Dari Asahan, merah putih berkibar disana.
Menariknya, jelang kepulangan sang juara dua dari Barcelona ini ditunggu banyak orang. Sebab dari belakang gawang tribune selatan sudah terdengar chant - chant yang
mempertanyakan anggaran perjalanan fantastis ke kandangnya Lionel Messi
dengan sponsor penganggaran dari APBD yang tak murah itu. "uhuuk..."
Bagaimanapun
para bocah yang berangkat ke Barcelona juga masyarakatnya Kabupaten
Asahan. Kebetulan saja anak anak itu punya kemampuan bakat sepakbola
yang lumayan, tak ada salahnya menjajal tim eropa yang terapan ilmu
sepakbolanya sudah modern. Siapa tahu anak anak Rambate Rata Raya ini
ditahun mendatang membawa mimpi jutaan masyarakat Indonesia mengibarkan
merah putih di Piala Dunia tahun dua ribu sekian. Siapa tahu ???
#ProudOfYou.
Penulis : Perdana Ramadhan. //