Shafiyah diam sejenak, selepas lengkingan bunyi salam yang
kami ucapkan dari bibir pintu. “Tuh, ayah
sama bunda pulang,” ujar neneknya. Tapi Syafiyah masih terlihat ling - lung seakan ingin memastikan
suara yang barusan tadi adalah suara orang yang ditunggunya sejak seharian
tadi.
Tiba tiba wajahnya sumringah, dihentakkan tangan dan kakinya
secara tak beraturan pertanda ia ingin segera digendong ayah atau budanya. Akh… Romantisnya!. Aku bergumam dalam
hati sesaat meraih tangan dan menggendong anak perempuan ku itu. Lelah hari ini
pun terbayar, meski pulang belum tentu membawa uang.
Aku bersama istri memang baru sampai dirumah sekitar pukul
19.30 s/d 20.00 WIB. Karena harus menjemput dan menunggu istri terlebih dahulu sepulang
dia bekerja dari Kotamadya Tanjungbalai.
Aktivitas kami mulai Senin sampai Jumat setiap hari seperti
itu. Jam 07.00 pagi sudah pasti harus keluar dari rumah terkadang saya
mengantarkan istri pergi bekerja. Kami punya hari istimewa di Sabtu dan Minggu. Biasanya dua hari quality time ini akan berlalu sangat
cepat.
Sekarang usia Shafiyah sudah beranjak dari 7 bulan. Selama
itulah kami berusaha melewati fase
dimana kami harus belajar menjadi orang tua untuk Shafiyah putri pertama kami.
Belajar berfikir menjadi pribadi orang tua yang dewasa dan terus mendewasakan
diri.
Kehadiran Shafiyah, menjadi pelipur lara kesempurnaan
ditengah lelahnya bekerja diluar sana demi menguntai masa depan keluarga lebih
baik dimasa mendatang. Shafiyah datang, membuat kami semakin bersyukur dengan
kebahagiaan kecil yang kami punya ini. Kami menyadari diluar sana banyak pasangan
yang berharap asa memohon untuk diberikan amanah demi kesempurnaan sebuah
pondasi keluarga.
Anak ku, … Ayah dan Bunda selalu berdoa agar kelak Shafiyah
diberikan kesehatan, menjadi anak yang shalehah , diberikan kecerdasan dan
menjadi alasan untuk membuat orang lain bergembira disekelilingmu.
Kami sebagai orang tua selalu mendukung setiap proses yang akan kau lewati. Menjalaninya secara almiah nak, dan teruslah berproses.
Kalau ayah inginnya, besok Shafiyah besar harus jadi penulis
hebat, melampaui ayah yang hanya jadi juru coret di Koran penulis tingkat
kabupaten. Besok Shafiyah harus jadi pimred atau redaktur di media media kenamaan Nasional.
Atau jejak bunda yang cita citanya ingin menjadi guru.