Minggu ini adalah minggu terakhir pasca liburan lebaran, seperti anak” jaman kebanyakan, aku, dan tiga orang teman ku yang laen ada niatan untuk menutup masa pancaroba kami, ougghhh bukan bukan… maksudku masa liburan pasca lebaran ini dengan tujuan ke puncak sinabung, puncak gunung tertinggi di Sumatera Utara di bawah ketinggan 2463 Mdpl (meter dari permukaan laut).
Sebenarnya aku dan kawan-kawanku yang kami semuanya ada 5 ekor* (punya ekor di depan), tapi karena yang seekor lagi udah keburu masuk kerja jadilah kami berangkat berempat. Demi kelangsungan dan menjaga nama baik tujuh generasi mereka selanjutnya, ke empat ekor teman ku itu, maka nama mereka akan aku samarkan, karena mereka sering baca bloog ku ini, sebut saja mereka si Jenggot, Itam, Bedugul dan Donlot. Dan si Donlot gak bisa ikut dalam ekspedisi kami ini.
Malam itu kita yang pas lagi kumpul dengan agenda ngupil bareng pakek ujung sapu, di kos”an nya si Bedugul.
“ Kemana kita oi, beberapa hari lagi udah habis liburan lebaran? ” Itam membuka pembicaraan yang membuyarkan aksi ngupil berjamaah kami.
“ Iya niih, kapan kita kemana yok ? Masa’ liburan gini” aja … “ Jenggot menimpali.
“ Gimana kalo kita ndaki ke Gunung Sinabung aja. ” Susulku memberikan ide.
“ Sepakat bah !! Cocok kali itu ! “ Sambut Jenggot, Itam, dan Donlot dengan semangat.
Tapi cuma si Badugul yang diem aja, lantas aku bertanya lagi ke Badugul. “Woi gul, gimana ??”
“ Ke Sinabung yah “ balas si Badugul.
“Iyalah, sepakat gak kau ? “
“ Hah iya aku setuju” Ke Sinabungkan ? “
“ Iyah ! ” Balasku lagi.
“ Beneran ni kita mau ke Sinabung ? ” Si Badugul nyegir blo’on.
“ Iyalah… jamban! “ Balasku mulai jengkel.
Lalu, Badugul diem sebentar terus nanya lagi “ hahaha… nih gak maen-maen kan kita ke emang benar mau ke sinabung ? ”
Sehabis itu aku langsung lari sambil telanjang-telanjang terus nyari palu godam untuk menjedotkan kepala manusia planet ini supaya dia tersadar. Karena gak nemu”in palu godam buat jedotin kepala si Badugul, aku terus buru” ngucap. Ya olloohh …
Sebelum aku melanjutkan cerita tentang perjalanan kami bersama ke empat kawan”ku yang dari planet Pluto ini, berikut akan aku shared sekilas tentang mereka.
1. Jenggot.
Jenggot adalah manusia, oups bukan maksudku mahasiswa jurusan ekonomi semester mampus, ni anak kalau onlen kerjanya gak lain adalah bukak profil, beranda, dan obrolan, gak ngerti” sama perkembangan iptek dan dunia komputerisasi. Sangkin oon nya ni anak malah gak bisa bedain mana eject, dan mana format. Alhasil skripsi yang selama berhari-hari diketiknya terformat karena salah meng-ejject kan flaskdisk, sialnya dia gak punya back up data. Anak dari daerah pesisir ini telah berusaha beberapa kali mencoba untuk menyogok” si Badugul ngajarin gimana caranya nge-download. Yah benar sekali sodara” ni orang lagi usaha pencapaiannya untuk belajar donlot situs” blue yang udah diblokir Telkom.
2. Mc. Itam.
Jangan salah sama ni orang, itam” keretapi, biar itam banyak yang maki. Punya postur tinggi besar dan itam, kalo di pandang” sekilas dari lobang sedotan, ni anak lebih mirip foto profilnya orang Nigeria sambil foto alay”an dengan dengan pose, kaki agak ditekuk, muka di imut”kan dengan pipi dan ekspresi wajah di cemberutkan, statusnya di fb slalu di tunggu” biasanya kalo lagi sakit perut dia bakal nulis “Atiit, alie peyuut, awaq… pengen PUP dalam ceyana”.( Aihh mak jaanggg !!! Cuuiihh… ) Mahasiswa semester 7 di fakultas hukum ini punya keahlian dalam urusan rayu merayu kaum hawa. Biasanya dari 10 kali percobaan menembak cewek yang 7 diantaranya ditolak dan 3 lagi sekarat di rumah sakit.
3. Badugul.
Baru aja menyelesaikan sidang meja hijau Diploma 3 nya, mahasiswa jurusan Tekhnik Komputer ini tak sadar bahwa sebentar lagi ia diwisuda dan akan menambahkan embel-embbel A.Md dibelakang namanya (Abang Menganggur dek ). Kalo ngomong nafasnya bau naga yang makan semur jengkol basi terus ludahnya bersibak kemana-mana. Sebenarnya spesies ini hampir punah, dan kami sebenarnya hampir saja melepasnya untuk di museumkan ke dalam kebun binatang Siantar. Kalo ngomongin sesuatu pasti gak ada isinya, missal dalam diskusi kami dia ngomong secara tiba”, “ bekas botol aqua“ kan jelas-jelas gak ada isiya tuh botol aqua udah tau bekas yah air nya gak ada. Mending dia ngomong. Nasi bungkus, kan ada isinya nasi. Nah… bingung kan looo ?? :D
4. Donlot.
Pria batak bermarga Siregar ini, tak layaknya seperti orang batak. Tampangnya yang kaya’ cina kebun sayur, bekerja di warnet. Kami sering menyambangi warnetnya untuk main gratis, dan membiarkan dia menanggung dosa kepada majikannya. Mahasiswa Fakultas hukum yang sekelas sama si Mc Itam ini telah berulang kali mencoba menulis dan belajar untuk menjadi blogger, tapi setiap kali blogg yang dibuatnya sama persisnya seperti blogg download cheater point blank. Kalau untuk urusan download mendownload dia jagonya. Donlot juga mahir dalam music, main drum dia juga jago. Tapi jangan biarkan dia untuk nyanyi di acara pesta ulang tahun, pernikahan, atau nongkrong di tempat” karaoke, orang” akan langsung jengang” sambil ngeluarkan busa dari mulut ketika dengar dia nyanyi.
5.Bens
Teng tere re re… ngggg… dia adalah penulis yang tulisannya sedang pemirsa baca ini. Mahasiswa lulusan D3 Manajemen Informatika ini terkenal akan liar dan binalnya, kadang” suka kelihatan sok keren dengan motor shogun bututnya. Kalau lagi nulis gini biasanya dapet ide”nya pas lagi macem”, bisa pas dia lagi boker di selokan depan rumah terus dapet ide dan langsung nulis dengan binalnya. Pria berkacamata dengan body bahenol cungkringnya ini bekerja di salah satu media minguan lokal. Dan sudah pasti menjadi orang yang paling gak waras diantara ke empat temannya itu.
Eniweii, aku akan ngelanjutin cerita perjalanan keempat teman ku yang gila bersama satu orang si ahli gila yaitu aku sendiri. Hari itu kita yang uda siap-siap lets go berangkat, memeriksa dan mengumpulkan persenjataan tempur pendakian. Tenda, Carrier, Sleepeng Bag, Nesting, Kompor Praktis, dan beberapa alat pendukung perang lainnya. Aku sempat terkejut dengan si Badugul Packing masukin barang”nya kedalam tas carrier si itam, oh ternyata dia bawa handuk mandi gitu.
“ Gul ko bawa handuk ? buat apa ??? mau mandi di sana ?” tanyak mc. Itam kekeh.
“ Jadi tak perlu bawak ?” jawab Badugul sotoy yang dibalas dengan kekehan kami semua, maklum, bagi dia ini adalah pengalaman pendakian pertamanya.
Dengan konsisi keuangan seadanya, kami berangkat dengan sepeda motor perjalanan ditempuh yang berjarak sekitar 7 jam perjalanan. Seorang teman sudah ngingatkan kami kalau perjalanan kami dimusim hujan, oleh karenanya kami harus berhati-hati dan mengingat resiko perjalanan ini akan semakin besar disaat cuaca yang tak bersahabat. Benar saja hujan menyambut perjalanan kami mulai dari Sibolangit sampai Lau Kawar. Target perjalanan yang kita taksir hanya 7 jam molor jadi 12 jam di tambah lagi motornya si Jenggot dengan kecepatan 1Km / minggu, selidik punya selidik ternyata kehabisan oli.
Tentang suka duka dan cerita” gila selama dalam perjalanan tak bisa ku uraikan dalam tulisan ini sebab kalau harus di uraikan bisa” kita jadi gelar tikar, mesan kopi satu tong, tambah kacang pak tani satu dus, plus kartu joker. (ini mau lek-lek an acara kawinan atau apa siih ben’s ?? ) HAKHAKHAK …
Hujan menyambut kedatangan kami, yang sampai tepat pada pukul 19.00, di kaki gunung tepatnya di Lau Kawar, dengan sigap kami yang semua udah kelelahan bagi tugas, Jenggot dan Itam mendirikan tenda, sementara aku dan Badugul menyiapkan logistic yang akan kami santap dengan sadis malam itu. Petualangan akan dimulai keesokan harinya.
Paginya setelah semua ready dan memulihkan stamina perjalanan dilanjutkan. Biasanya dalam perjalanan normal yang ditempuh untuk mencapai puncak 5-6 jam. Karena memang beban kami didalam tas carrier banyak, karena memang kami berniat untuk bermalam selama beberapa hari diatas, ditambah lagi kurang bersahabatnya cuaca alhasil perjalanan kami tempuh sampai dengan 8 jam. Nyali kami agak sedikit ciut, karena pada hari itu juga tidak ada pendaki lain yang naik secara bersama dengan kami, kalaupun berpapasan dengan pendaki yang lain mereka lebih memilih untuk tidak menginap di puncak karena cuaca yang tidak bagus.
Akhirnya dengan perjuangan serta kebersamaan, dan dengan jerih payah keringat kami yang bercucuran atas rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa ke empat orang” gila tersebut sampailah di puncak akhir dari perjalanan kami. Ambooii..
Desiran angin menyambut kedatangan kami, hingga merasuki relung” jiwa menuju kedamaian abadi, sementara sayup” suara burung berkicau yang memecah keheningan bak nyanyian surga yang melintasi hati sanubari ditengah megah dan agungnya akan ciptaan Tuhan … Amboii.
Ohh… Nirwana.
Gubraakkk !!!!!!!
***
Setelah beberapa hari di atas dan persediaan makanan kami telah habis, dalam perjalanan pulang, kami sempat ketemu sama 4 orang bule” asal Rep. Ceko bersama seorang guidenya yang kebetulan berpapasan dengan kami. Karena memang namanya berpapasan yah pastilah mereka duluan yang say hello sama kita, mungkin mereka mengira kami adalah orang bunian penunggu gunung ini. Dalem ati pasti mereka berkata “busyet dah gue malah nemuin orang bunian disini, item, kumal, kurus lagi, sesuatu sekali niih “.
Mereka senyum” mesum, sementara guidenya si bule’ pria yang agak gemukan yang berwajah Batak masih ngos-ngos-an mungkin gak sanggup mengimbangi langkah kaki si bule.
“ Hallo Apah Kabarr ” Kata si bule terbata-bata yang berambut pirang. *perasaan emang rambut bule pirang” lah.
“ Hallo, wat is yo nem ? “ Lawan Si Badugul yang Sotoy membalas si Bule’.
Ini dia nih contoh siswa yang pelajaran bahasa Inggrisnya ponten 4, dari SD sampek kuliah pelajaran bahasa Inggris gak ada yang taunya, cuma bisa ngomong Yes, no, dan wat is yo nem doing.
Sementara si Bule Cuma bisa nyegir karena mungkin masih shock mengetahui ada manusia bunian yang pernah ikut bimbingan les bahasa Ingglis. Sementara si guide bermuka Batak masih ngos-ngosan mengatur nafas, mulutnya persis kaya’ ikan mas koki di aquarium.
“ Hii.. Can U Speaking Indonesian ? Come From U Nation ? “
Aku bertanya kepada mereka. Soalnya aku pernah punya pengalaman dengan pertanyaan ini. Kenapa aku tanya duluan dia bisa bahasa Indonesia apa enggak, karena aku pernah punya pengalaman ketika pendakian tahun lalu di tempat ini juga, susah” aku ngomong wes, wos, wes, wos pakai bahasa Inggris yang macam bubur pecal sama bule Ostrali, eh ternyata eh ternyata si bule’ biadab itu bisa bahasa Indonesia.
Kampreet. !!
Ternyata Bahasa Indonesia di beberapa negara udah dikenal dan mulai masuk kelas Bahasa Internasional looh. Keren juga ntar kalo kita jadi bule’ jalan” ke Zimbabwe, terus pas keluar dari pesawat dan dibandara mau urusan sama pihak imigrasi ketemu sama tente” gendut itam pakek daster ala Afrika yang ternyata dia petugas imigran dan terus tante keeling itu bilang gini dengan logat Afrikanya .. “ Eh, loe orang Indonesia yah, gueh bisa bahasa Indonesia loh, eh tau gak siih loe gue pernah nonton pilem Indonesia judulnya The Raid, tuh pilem keren banget book, yg di peranin ama cowok ganteng namanya Iko Wais, terus tuh yee.. apa lagi tuh anak gue yang masih SD demen banget ama pilem Indon yang judulnya Tendangan Si Madun di em en ce tipi” ?? ” HOOEKKSS !!!
“ Owh, No.. No.., We are From Ceko. ” Jawab si bule yang satu.
Terus mereka ngomong sama guide bermuka Batak yang udah ngatur nafas. Ngiutin perkataan si bule yang nanya” cepat nyocos yang udah kayak bus KUPJ –kejar setoran gak bisa aku terjemahkan secara keseluruhan tapi setidaknya kami mengerti apa yang dia tanyakan. Jadi sebenarnya mereka (bule” itu. Red) adalah sama seperti kami, mahasiswa juga yang lagi liburan dengan menjelajahi beberapa pegunungan di Indonesia. Mereka sempat nanya kepada kami.
“ What you get from mountain climbing ? ”
Maksudnya sih mau ngelawanin pakai bahasa Inggris jugak, karena ga’ bawa laptop dan modem buat koneksi ke google translate aku jawab aja ke bahasa Indonesia yang disambung sama ajudannya si pria gendut berparas Batak yang menjadi Guide mereka.
“ Mendaki gunung itu bagi kami adalah Olahraga tanpa gelar juara, ada pencapaian dan kepuasan batin tersendiri jika anda bisa menapaki puncaknya. Bagaimana ketahanan fisik, mental serta kesabaran kita di uji untuk sampai kepuncak dengan susah payah. Ketika sampai diatas puncaknya kita akan melihat betapa kecil dan tidak ada apa-apanyanya kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan menyaksikan langsung betapa indah dan dasyatnya semua yang telah Tuhan ciptakan untuk kita, pengalaman mendaki gunung sampai ke puncak tidak akan mudah didapatkan oleh orang-orang yang punya banyak uang tapi tak mempunyai fisik yang kuat, mereka boleh pergi ke belahan dunia mana saja dengan uang dan hartanta, tapi jangan harap mereka sampai ke puncak gunung tanpa usaha dan kesabaran yang kuat ”
Ohh.. betapa kerennya aku ketika menjelaskan dengan gaya sotoy dihadapan mereka. Sementara si penerjemah terus aja mentranslatekan apa yang aku bacotkan.
Supaya agak terlihat keren dan terlihat dramatis, aku tutup dengan votenya “ SOE HOK GIE “ tokoh yang aku kagumi, serta pelopor pendirinya terbentuknya organisasi MAPALA di Indonesia.
“Mengapa lama tinggal di kota (Jakarta) mendingan naik gunung. Di gunung kita akan menguji diri dengan hidup yang sulit, jauh dari fasilitas yang enak, biasanya ketahuan seseorang itu egois atau tidak. Juga dengan mendaki gunung kita akan dekat dengan rakyat di pedalaman. Jadi selain fisik sehat, pertumbuhan jiwa juga sehat. Makanya saya naik gunung.” Soe Hok Gie 1969.
*persembahan buat anak” WAK LAABU ADVENTURE Asahan- Tg.Balai. (Warung Kumpul Anak Alam Bersatu ).