blog edit

Rabu, 20 Maret 2013

Kartu Sakti VS Razia

Dalam bulan ini, kepolisian lalulintas dikotaku marak menggelar rajia tertib lalulintas bagi pengendara sepedamotor diantaranya berupa pemeriksaan surat kenderaan bermotor baik itu berupa SIM, STNK, helm, kaca spion, tutup pentil ban *looh… kok ? , dan satu lagi pin bebe, maksudnya plat nomor polisi.

Di pagi yang cerah tralala berudara segar hoiyamak itu, seperti biasa aku bersama ribuan pengendara sepeda motor lainnya akan memulai aktifitas pagi. Namanya juga aktifitas pagi dimasa-masa itu memang rawan kemacetan. Aku yang mengendarai sepeda motor Shogun tuaku melaju mulus merayap pasti menerobos kemacetan di jalanan hingga tibalah aku dipersimpangan lampu merah dan disinilah petaka itu terjadi.

“ Priitt….. !!!”
“ Alamaaak jang, rajia pulak rupanya … !!”

Seorang polisi lalulintas berseragam rompi hijau yang menjadi momok bagi semua pengendara dijalanan menghadang dan berdiri ditengah-tengahku. Untung saja aku tak gugup dan tidak menabrak polisi itu yang tadinya aku pikir ada bluto ijo bertubuh tinggi tegap berdiri dijalan, karena memang pikiranku masih waras aku tak jadi menabraknya, pikirku dia masih saudara sepupu dengan Hulk. Polisi tersebut bersembunyi di balik mobil yang sengaja diparkirkan, aku yang sudah kepergok tak bisa mengelak lagi dengan senyum nista penuh dengan kharismatik nafsu yang menggelora membalas sapaan mesra pak polisi yang ganteng itu. Wajar saja aku diberhentikannya karena gak pakai helm.

“ Selamat pagi pak, bisa liat surat-suratnya ?” Kalimat pamungkas yang diucapkan semua polantas ketika memeriksa rajia. Bagi semua pelanggar lalulintas yang terjerat pertanyaan ini serasa kalimat pamungkas yang ditayakan malaikat pencabut nyawa kepada nasabahnya.

Sementara itu aku masih tak percaya, kenapa la tadi gak pakai helm. Aku yang masih bengong membalas sapaan pak polisi tadi. “ Semangat pagi pak !” Eh, maksudnya selamat pagi pak “

***

Terus si pak polisinya jawab ….

“ Huah kamu ini yang Perdana Bens di twitter itu kan, yg punya account name Perdana Oi Bens Chaniago itu ya? Huah saya udah foloow kamu loch, soalnya banyak sekali twets yang kamu posting itu yang bagus-bagus punya dan kocak bernada hoiyamak gitu… apa lagi kamu kan sering posting di twitter, tips tentang cara memperbesar itunya laki-laki kan ? “

Eh rupanya bapak bens holic juga yah ? tanyaku sotoy dan penuh dengan wibawa.

“Hooiyamak, iyalah aku kan bens holic sejati, kalok gak percaya liat aja ni di bok*ng saya ada tattoo yang logonya bens holic, owh ya udah, kamu jalan aja lah karena saya fans berat kamu, gak usah saya tilang ehh, cobak dulu ini …. (sambil mengeluarkan kertas)” , | Aimakjang masak aku ditilang jugak pak ? | “ ini bukan kertas tilang ? nah cobak bang Bens letakkan tanda tangannya disini !! “ | huah gak nyangka saya pak ada jugak bens holic aparat negara seperti bapak … (gumamku kagum).
Aku masih menghayal sambil ngeruk ngupil pakai tombol klakson ….

“ Dek, cobak kau pinggirkan dulu sepeda motor mu jangan ditengah-tengah, liat tu jalanan macet, gara-gara kau !! Pagi-pagi kok udah menghayal pulak kau … cepat mana surat-surat mu !”

“ Owh… iya iya pak…. “ pak polisi yang berwibawa itu menghentikan lamunanku yang tadinya ku pikir dia adalah bens holic cabang kepolisian. Rupanya aku melamuun….

****



Aku menepikan sepeda Shogun busuk-ku bersama puluhan pengendara lain yang kena rajia. Banyak yang terkena rajia adalah para pelajar, kasian juga mereka pikirku malah ada sebagian siswi yang nangis-nangis karena sepeda motornya ditilang polisi dan terlambat masuk ke sekolah.

“ Aduuh.. kenapa gak pakai helm dek ? padahalkan pakai helm itu kan kewajiban kalau naik motor ? “
“ hehehe…. Iya pak, kebetulan helm saya dipinjam teman kemarin belum dipulangin “ jawabku jujur dan lagi-lagi dengan senyum yang belepotan upil disana-sini.

Memang biasanya aku selalu pakai helm kalau bawa motor, tapi entah kenapa kali ini aku tak memakainya karena memang helm yang dipinjam temanku kemarin belum ia pulangkan.

“ Ya udah, keluarkan surat-suratnya ? “

Aku yang sambil membuka tas hitam eigerku karena sim dan stnk ada didalam dompet, sedangkan dompetnya ada didalam tas, jadi pak polantas tersebut harus sedikit sabar menunggu ku mencari dompet yang terselip di dalam tas.

“ Mau pergi kemana rupanya dek ? “ tanyanya ramah.
“ Mau ke kantor, di kompleks terminal madya pak ?” jawabku singkat sambil sibuk mencari dompet.
“ Memang kerja dimana ?”
“ Dikantor surat kabar Asah*n Pos pak? “ jawabku selow.

Akhirnya dompetku pun ketemu dan sekarang mencoba mencari sim dan stnk yang terselip di bawah lipatan kartu atm dan kartu sakti, sementara itu pak polisi masih memperhatikan gerak-gerakku. Karena sim dan stnk ada dilipatan dompet paling ujung aku kesulitan untuk menariknya dan terpaksa membongkar satu demi satu lipatan dan kartu-kartu yang ada di dompetku dan tanpa ku sadari aku menjatuhkan tiga buah pers card bersama satu atm yang ada didompetku. setelah aku menemukan sim dan stnk, ku serahkan kepada petugas polisi yang menilangku dan ku pungut kartu pers yang berserakan tersebut, sementara itu pak polisi masih memperhatikan aku.

“ heemmm…., inilah kadang-kadang kan, nanti kalau udah ditilang ngomongnya kita mitra pak, tapi gak mau pakai helm” repet petugas itu yang tanpa ku sadari aku telah menunjukkan kartu sakti kepadanya, ketika tanpa sengaja ku jatuhkan tadi. Mungkin dirinya telah beberapa kali menilang orang yang memegang kartu sakti (pers card) ini karena urusannya ribet akhirnya dia urung untuk menilangnya.

“ Iya pak, saya sadar salah, sebenarnya kalau kemana-mana saya selalu pakai helm kok, karena naas ini saja pas kebetulan gak pakai helm kena rajia. Saya pun sebenarnya gak mau menunjuk-tunjukin saya ini siapa, dengan mengeluarkan id card tadi, tanpa sengaja tadi terjatuh pak, nanti dikira petugas dilapangan tebang pilih “
“ Ya udahlah laen kali pakai la helmnya, kalau memang kita bermitra saling menghargai lah “
“ Siap pak, saya sadar saya ini salah, kali ini saya mohon ijin la, biasanya saya pakai helm kok “ pembelaanku sekali lagi.
“ Ya udahlah jalan, kalau ketemu sekali lagi ku tilang kau ya ? “
“ hehe siap dan … “ jawabku tegas sambil ngilap liur yang bejatuhan.

Dari tulisan dan pengalamanku ini sebenarnya aku bukan ingin menunjukkan bahwa pemegang id card sakti bisa liar kemana saja dan
aparat dan tak akan menjeratnya dengan tebang pilih, akan tetapi memang perlunya kesadaran kita disini sebagai pengguna sepedamotor bahwa memang harus melengkapi ketentuan berkas dan kelengkapan dijalan, demi keamanan kita bersama. Peraturan dibuat untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar, jika kesadaran masyarakat akan peraturan tersebut maka momok kepolisian lalu lintas sebagai hantu dijalan akan hilang, terlepaslah dari pencitraan buruk polantas belakangan ini yang kerap kali diissuekan menerima suap ketika bertugas. Tapi setidaknya itu semua kembali kepada kita, yang menjalani peraturan tersebut.

Rabu, 06 Maret 2013

TABLOID IMM PUNYA CERITA ( PC. IMM Asahan-Tg.Balai)

Edisi 1 dan 2 Tabloid IMM Punya Cerita ( PC. IMM Asahan - Tg.Balai)

Edisi 01 Halaman 1


Edisi 02 Halaman 1


Halaman 16 Edisi kedua


Untuk Edisi Pertama silahkan Download di sini ...

http://www.4shared.com/folder/FgIVkBUO/Edisi_1_IPC.html

^_^ " Semoga Berkah Ilahi Melimpahi Perjuangan Kami. Faskho "

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates