blog edit

Minggu, 05 Juni 2016

5 Juni / Belum Mapan

5 Juni hari ini dengan 5 Juni setahun yang lalu buat kami sama sama spesial. Istimewa karena ditanggal yang sama adalah hari pernikahan lembaran dimana hidup baru dimulai, dan pada tanggal itu tahun ini adalah awal ramadhan tiba. Belum cukup spesial  sampai disitu saja, kedatangan putri pertama kami Shafiyah, menjadi pelengkap kesempurnaan itu.

''Apalagi yang kurang sama kita yah?, ''tanya istri saya.

''Tak ada bunda...  Semua sudah sempurna,'' jawabku.

Kami saling lempar senyum, sesekali memperhatikan Shafiyah terlelap tenang di atas ayunan.

5 Juni 2015 - Barangkali saya bersama istri tidak pernah membayangkan pada tanggal itu kami akan memulai kehidupan bersama. Hanya berkomunikasi kurang dari enam bulan lamanya semua terjadi  dengan sangat cepat. Langkah kami selalu dimudahkan untuk menikah, karna memang kami ''menikah sebelum mapan''. Alhamdulillah setelah menikah kami tak pernah merasa kekurangan apapun.

Saya, dan mungkin sebahagian orang yang memilih menikah sebelum mapan merasa sangat beruntung. Berbahagialah mereka yang mendapatkan pasangan dan menikah yang belum mapan. ''Rejeki anak sholeh''.

Diluar sana, bahkan sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah teman seusia saya yang laki-laki memilih menunda menikah dengan alasan ‘belum mapan’. Saya juga tak ingin memperdebatkan apa definisi ‘mapan’ di sini, karena mapan bagi setiap orang punya ukuran yang berbeda-beda.

Jika seorang yang hendak menikah memiliki cara berpikir demikian, maka pernikahan bisa didekati dengan cara yang lebih rendah hati. Jika seorang laki-laki bisa berpikir ‘saya belum mapan’, misalnya, maka ia akan mendekati istrinya sebagai seseorang yang akan menyempurnakan hal-hal yang belum mapan dalam dirinya.

''Kapan kawiin??'' Kalau ada yang nanya'in gitu pas moment lebaran besok, jangan malu untuk menjawab...  ''Belum Mapan!!'' //

#KolongLangit 00:39/5Juni2016/

Jumat, 03 Juni 2016

Shafiyah (silent)

Sejak putri perdana saya lahir pada 26 Maret 2016 lalu, ada hal yang membuat saya tidak bisa melupakan salah satu moment tanda kebesaran Allah SWT, selain perjuangan bundanya menahankan sakit teramat akibat persalinan dilakukan dengan cara operasi.

Ketika itu, putri pertama kami yang diberi nama Shafiyah Nasywa Kartika lahir pada hari Sabtu, sekitar pukul 18:20 WIB menjelang Magrib.

''Pak Perdana, anaknya lahir selamat, ''kata seorang perawat memecahkan lamunanku cemas menghkawatirkan kondisi istri. Sudah lebih dari empat puluh lima menit aku berada di bangku tunggu itu menanti bersama ibu mertua. Jaraknya hanya selemparan batu dari ruang operasi.


''Alhamdulillah, bagaimana istri saya?, ''balasku cemas.

''Sudah, gak apa. Sehat kok pak. Silahkan bapak ambil wudhu' dulu adzankan anaknya, ''kata perawat itu lagi.

Aku bersama ibu mertua kemudian bergegas ambil wudhu menuju ruang bayi.
Shafiyah menangis lantang, suaranya kencang, dia datang ke dunia saat pergantian senja menuju malam. 

Dibalut kain mode kopompong, aku dibantu perawat mengangkat tubuh kecilnya. Ku gendong dia untuk pertama kali. Suara tangis pertamanya masih memekak telinga, tak terasa air mata bahagia meleleh seketika itu. Suara lantuman ikomah akan ku bisikkan pelan ditelinganya begitu aku meraih posisi gendongan tepat diatas tanganayahnya.

Aku hampir tak percaya, Shafiyah tadinya menangis keras begitu ku bisikkan suara ikomat dia diam tenang dipangkuan. Shafiyah seakan sadar betul kalimat tauhid yang dibacakan tersebut adalah makna keagungan sang Pencipta. Usai melafazkan ikomat, Shafiyah kembali aku letakkan ke tabung bayinya dan dia nangis lagi.

Hal tersebut ternyata kerap terjadi bahkan kini usianya yang sudah lebih dari dua bulan. Setiap kali mendengarkan suara adzan atau dentuman bait suci Al Qur'an yang dibacakan bundanya usai shalat Magrib dia selalu tenang memperhatikan.

''Tengok lah bang, asal suara adzan diperhatikannya suara itu,''kata bundanya saat memutar suara adzan di tv.

Shafiyah lahir tepat pada saat adzan magrib berkumandang. Hingga kini, setiap kali adzan didengarnya ia selalu diam memperhatikan asal suara tersebut. 

Semoga kelak menjadi anak yang shalihah mendoakan kami kedua orangtuanya.

Kisaran, Ba'da Magrib (pkl 19:20 WIB), 3/6/2016.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates