blog edit

Minggu, 13 April 2014

“Dialog ; Nunggu !”


A : Ping !!!
B : Yoi bang, apa kabar bang ?
A : Kabar baek.. cemana ko sehat ?
B: Alhamdulilah bang! Oo yah ku dengar abg dah merit ?
A: Ah, enggak ah..
B : hehe… masik sama yang haritu abang kan?
A : udah enggak lagi dek…
B : Loh kenapa bang ?
A : dah kawin dia sama yang lain dek, gak mau dia nunggu abang
B : hah ? serius .. !!
A : iya, kalah-kalah ditekongan abang …
B : bruakakaka… Ku pikir cuma aku aja yg pernah ngalamin kalah di tekongan bang !
A: wiih… kok ko ketawak in pulak kau!
B : Maa’p bang khilaf awak …
A+B = mengheningkan cipta … ***


Menunggu adalah pekerjaan yang dibutuhkan jutaan atom partikel didalamnya yang selanjutnya dikarbonasikan kedalam hati dan otak hingga akhirnya sadar pekerjaan ini hanya diperuntukkan bagi orang yang memiliki keyakinan.

Ketika seseorang membuat kita menunggu berarti ada sesuatu hal yang lebih penting yang harus diurusnya dibandingkan kita. Karena jika kita memang begitu penting dan amat berharga dia tak akan pernah membuat kita untuk menunggu sedikitpun.
Sekali lagi menunggu itu hanya diperuntukkan untuk orang yang punya keyakinan ekstra, bahkan disaat orang telah pergi dan berganti yang lain dia tetap menunggu. Tergantung dari kaca mata mana kau lihat “menunggu” itu. | 14.04.13|



Gbr: Ilustrasi Menunggu ganteng didepan Macbook |

Rabu, 09 April 2014

Hanifa;

Kini kau tak perlu lagi menunggu Hanifa. Menunggu diantara keraguan dan ketidak pastian dari yang kau pinta itu, padahal kita saling meyakini walau alur pikiranku masih bisa dierorkan dengan teorimu yang tak bisa aku mengerti.

Lebih dari ribuan hari yang lalu aku melihatmu dan sebenarnya tak akan menduga ini akan menjadi sepelik ini. Tapi aku tak bermaksud mengganggu dan membuat kegaduhan ini semakin rumit Hanifa.

Tak ada yang terjadi karena kebetulan. Daun sekalipun tak akan pernah membenci angin yang menjatuhkannya, dia tak pernah berfikir untuk melawan, menerima dan mengikhlaskan semuanya. Ini tentang menerima, memahami dan pengertian yang tulus.



Lebih dari jutaan jam yang kita lewati bersama itu Hanifa, kita sama sama mendapatkan pelajaran atas kesalahan kesalahan yang tak perlu diingat, walau kerap membekas, dan telah sepakat menyimpannya didalam kotak besi yang kita sama sama tak tahu seperti apa kuncinya.

Mimpi itu telah didapatkan dan kini kau tak perlu lagi menunggu Hanifa, sebab akupun tahu dibutuhkan jutaan moulekul hormon yang dikarbonasikan kedalam hati dan pikiranmu hingga membuatmu sabar menunggu. Aku sangat paham menunggu itu membosankan dan hanya dilakukan untuk orang orang yang memiliki keyakinan. Jika orang yang membuatmu menunggu itu berfikir ada hal yang lebih penting hingga mengharuskan dirimu menunggu pasti dia tak akan membuatmu menunggu.

Kini kau tak perlu lagi menunggu Hanifa. Karena kau dapat terlihat mendapat apa yang kuinginkan oleh permohonanmu dari dalam tabir doa. Jika beruntung atas keberuntungan yang direncanakan pasti akan bertemu. Kita tersadar bahwa akal dan perasaan bukanlah rumus mate-matika, dan sesuatu terjadi bukan karena faktor kebetulan. Hanifa mungkin kita selalu akan bertemu, dalam doa.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates