blog edit

Selasa, 17 Juli 2012

Inilah Kriteria Jama’ah Pendengar Ceramah


Ceramah yang sukses itu seperti apa ?


 Mimbar bebas yang berisikan siraman rohani mungkin bagi kita adalah merupakan sarana penyejuk hati yang dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan tentang keagamaan. Ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz dan para alim ulama guna mengingatkan dan menghimbau kita agar melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah SWT serta menjauhi laragan-larangannya. Majelis Taklim, selalu mengisi dalam setiap perkumpulan pengajian mingguan ibu-ibu, pengajian remaja mesjid atau kegiatan peringatan Hari Besar Islam (HBI ) seperti Isra’ Miraj dan Maulid.

Namun, tanpa mengurangi rasa hormat saya akan peringatan keagamaan tersebut, dan tidak bermaksud mencelai setiap kegiatan PHBI, tulisan ini saya buat semata-mata hanya untuk bahan  bacaan anda dan semoga kita dapat mengisntropeksi akan sikap kita yang mungkin tidak sengaja ada pada tulisan saya ini dalam mengikuti setiap kegiatan ceramah keagamaan.
            Mengikuti Majelis Taklim (red; Majelis yang di bentak-bentak orang alim) sebenarnya adalah cara agar kita bisa kembali mengingat kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepadanya. Ustadz yang menyampaikan tausiahnya di depan jamaahnya selalu membumbui dengan guyonan atau candaan. Terkadang banyak kita yang berpendapat parameter sukses tidaknya sebuah ceramah yang disampaikan ustad, tergantung dari seberapa besar iya bisa menghipnotis jamaahnya dengan bahan lucuan-lucuan yang membuat jamaahnya terbahak-bahak. Hal ini setelah saya bertanya dan mewawancarai langsung seorang mahasiswa yang duduk di samping saya ketika tengah mengikuti dan mendengarkan ceramah Isra Miraj yang dilaksanakan oleh sebuah organisasi intra kampus baru-baru ini.
            “Akhh, ustadnya gak pande, membawakan ceramahnya gak enak, gak ada ketawaknya, tengoklah para jamaahnya banyak yang mengantok “Ujarnya.
        Sekali lagi tanpa mengurangi rasa hormat kepada para Ustadz, image masyarakat terhadap penyampaian anda memang bukan lebih kepada tentang apa yang anda sampaikan, akan tetapi, bagaimana anda dapat membuat audience di depan terkekeh-kekeh . Namun, itulah penilaian mereka.
       Sebenarnya bukan masalah tipe Ustadznya yang harus gokil yang membuat pendengarnya tertawa-tawa, Ironinya, jika kita melihat  tipe  Ustadz yang kocak  disadari atau tidak, nilai dari isi ceramah yang dia sampaikan banyakan ngawurnya., dalam artian tidak sampai kepada maksud serta tujuan ceramah. Tak bermaksud mengajari  ikan berenang, ceramah yang baik itu adalah ceramah yang bisa memberikan wawasan, pencerahan, dan perubahan mainsett, sebelum jamaah mendengarkan dan setelah selesainya ceramah.


Sebenarnya tulisan ini bukan hujatan. Seorang Ustadz kondang sekalipun, tidak akan jadi menyampaikan tausiahnya jika tidak ada yang mendengarkannya.

Berikut ini adalah beberapa kriteria Jama’ah pendengar ceramah di acara PHBI seperti Maulid dan Isra Miraj menurut sebutannya dan tingkat respon terhadap isi ceramah :

1.    1.  Kaum yang terhormat. Biasanya nama orang-orang ini selalu di sebut sebelum acara dimulai, paling laris ketika sambutan-sambutan. Mulai dari protokoler, laporan ketua panitia, sambutan dari kades, lurah, camat, (biasa dimulai dari posisi jabatan yang paling rendah) nama mereka begitu laris. Yang terhormat, Bapak Polan, sebagai ketua… yang terhormat Bapak polan sebagai ketua … Orang-orang ini duduknya paling depan, jika memang ceramah yang disampaikan monoton dan terkesan membosankan, biasanya mereka akan malu untuk  pulang lebih dulu, atau tertidur di kursinya. Paling tidak kalau lagi bosan denger ceramah, mereka akan menahan-nahan kantuk, bergaya pas kayak ayam tidur.
2.    2. Jamaah yang menyimak. Jumlah mereka minoritas, biasanya mereka yang benar-benar mendengarkan isi ceramah ini adalah orang-orang tua, seperti nenek-nenek, atok-atok, mereka menjadikan ini sebagai bekal dikehipan yang akan datang.
             3.  Jamaah yang “menyomak”. Jamaah yang menyomak terbagi dalam 2 kategori.
a.  Pecahan botol; layaknya pecahan botol, jumlah mereka bisa lebih banyak dari pada undangan yang hadir. Yah, mereka adalah anak-anak yang suka bikin ribut, namanya juga anak-anak. Biasanya kalo acara peringatan PHBI dilaksanakan berbarengan dengan penyantunan anak yatim, pasti acara santunannya di dahulukan karena takut anak-anak ini pasti bikin keributan.
b.   Sisipan. Mereka adalah team sukses nya kegiatan ini. Biasanya sisipan ini adalah panitia pelaksana kegiatan, Kalau acara sepi undangan yang hadir di karenakan hujan, maka mereka akan mengisi kekosongan bangku-bangku agar dilihat banyak yang hadir.
4.       4.Orang-orang Jejaring Sosial. Kaum ini dihini oleh orang-orang yang hobi jadi pewarta yang melaporkan setiap aktifitasnya di situs social seperti facebook, dan twiiter. Urusan mendengarkan ceramah nomer sekian, biasanya mereka akan mengupload status yang kurang lebih bahasanya sama : “Lagie Ikut dan nyimak Ceramah  Peringatan Isra’ Miraj niich… “ padahal dia gak menyimak cemahnya, kalo menyimak ceramahnya pasti gak bakal nulis status !
5.       5.   Pasukan Jedda Snack. Kalo yang ini lain lagi mereka akan focus mendengarkan ceramah di 30 menit pertama, 30 menit kedua mereka sedikit gusar, konsentrasi orang-orang ini akan pecah begitu panitia konsumsi membagikan snack. Sehabis itu,biasanya mereka akan cabut cantik untuk pulang…
6.     6. Panpel. Sebenarnya orang-orang ini tidak terlalu menyimak dan mendengarkan ceramah, konsentrasi mereka mudah pecah karena memikirkan serangkaian acara. Namun, ketika semua jamaah tertawa terbahak-bahak karena lucuan yang di buat Ustadznya mereka ketawanya belakangan, dan bakal nanyak sama yang ketawa, “bilang apa ustadnya tadi ..? Habis tu mereka ketawa…
7.     7.  Dibelakang Layar. Biasanya di huni oleh tukang sound, dan petugas keamanan parkir, serta tukang becak maupun angkot. Orang-orang ini beranggapan masa bodoh dengan ceramahnya, yang penting harapan mereka cuma satu. “…kapan la habis acara ni ???”
8.    8.   Jamaah yang dapat Ide tulisan.  Dialah dalang dari bacaan yang anda baca sekarang ini, dapat ide tulisan langsung nulis, gak ada yang bisa mastikan apakah dia denger dan nyimak cemahnya.



Tulisan ini semata-mata bukan untuk bahan olok-olokan, di acara peringatan PHBI. Setidaknya dapat membantu dan memberikan kita  pencerahan, bahwa apa pun yang disampaikan dalam ceramah, dan bagaimanapun pesan yang disampaikan, ambillah hal positif yang dapat kita ambil didalamnya.


2 komentar:

Unknown mengatakan...

ahahahahah

keren isi dalam artikel ini mas
kalau boleh tau mas dapat inspirasi dari mana untuk artikel ini, bagi" donk

ooo iya satu lagi
dari sekian banyak kreteria orang yang mendengarkan ceramah, mas sendiri tergolong di bagian yang mana ... ??

Perdana Oi Ben's mengatakan...

saya kategori no 8. :)
inspirasinya spontan ketika mengikuti kegiatan isra miraj.
langsung catat.
tq nih udah mampir ke blogg dan tulisan saya yang newbie ini. :)

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates