•
Ceramah yang sukses itu seperti apa ?
Mimbar bebas yang berisikan siraman rohani mungkin bagi kita adalah merupakan sarana penyejuk hati yang dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan tentang keagamaan. Ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz dan para alim ulama guna mengingatkan dan menghimbau kita agar melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah SWT serta menjauhi laragan-larangannya. Majelis Taklim, selalu mengisi dalam setiap perkumpulan pengajian mingguan ibu-ibu, pengajian remaja mesjid atau kegiatan peringatan Hari Besar Islam (HBI ) seperti Isra’ Miraj dan Maulid.
Namun, tanpa mengurangi
rasa hormat saya akan peringatan keagamaan tersebut, dan tidak bermaksud
mencelai setiap kegiatan PHBI, tulisan ini saya buat semata-mata hanya untuk
bahan bacaan anda dan semoga kita dapat
mengisntropeksi akan sikap kita yang mungkin tidak sengaja ada pada tulisan
saya ini dalam mengikuti setiap kegiatan ceramah keagamaan.
Mengikuti Majelis
Taklim (red; Majelis yang di
bentak-bentak orang alim) sebenarnya adalah cara agar kita bisa kembali
mengingat kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepadanya. Ustadz yang
menyampaikan tausiahnya di depan jamaahnya selalu membumbui dengan guyonan atau
candaan. Terkadang banyak kita yang berpendapat parameter sukses tidaknya
sebuah ceramah yang disampaikan ustad, tergantung dari seberapa besar iya bisa
menghipnotis jamaahnya dengan bahan lucuan-lucuan yang membuat jamaahnya
terbahak-bahak. Hal ini setelah saya bertanya dan mewawancarai langsung seorang
mahasiswa yang duduk di samping saya ketika tengah mengikuti dan mendengarkan
ceramah Isra Miraj yang dilaksanakan oleh sebuah organisasi intra kampus
baru-baru ini.
“Akhh, ustadnya gak pande, membawakan ceramahnya gak
enak, gak ada ketawaknya, tengoklah para jamaahnya banyak yang mengantok “Ujarnya.
Sekali lagi tanpa mengurangi rasa hormat kepada para
Ustadz, image masyarakat terhadap
penyampaian anda memang bukan lebih kepada tentang apa yang anda sampaikan,
akan tetapi, bagaimana anda dapat membuat audience di depan terkekeh-kekeh . Namun, itulah penilaian
mereka.
Sebenarnya bukan masalah tipe Ustadznya yang harus gokil yang membuat pendengarnya
tertawa-tawa, Ironinya, jika kita melihat tipe Ustadz
yang kocak disadari atau tidak, nilai dari isi ceramah
yang dia sampaikan banyakan ngawurnya.,
dalam artian tidak sampai kepada maksud serta tujuan ceramah. Tak bermaksud
mengajari ikan berenang, ceramah yang baik
itu adalah ceramah yang bisa memberikan wawasan, pencerahan, dan perubahan mainsett, sebelum jamaah mendengarkan
dan setelah selesainya ceramah.
Sebenarnya tulisan ini
bukan hujatan. Seorang Ustadz kondang sekalipun, tidak akan jadi menyampaikan
tausiahnya jika tidak ada yang mendengarkannya.
Berikut ini adalah
beberapa kriteria Jama’ah pendengar ceramah di acara PHBI seperti Maulid dan
Isra Miraj menurut sebutannya dan tingkat respon terhadap isi ceramah :
1. 1.
Kaum
yang terhormat.
Biasanya nama orang-orang ini selalu di sebut sebelum acara dimulai, paling
laris ketika sambutan-sambutan. Mulai dari protokoler, laporan ketua panitia,
sambutan dari kades, lurah, camat, (biasa dimulai dari posisi jabatan yang
paling rendah) nama mereka begitu laris. Yang terhormat, Bapak Polan, sebagai
ketua… yang terhormat Bapak polan sebagai ketua … Orang-orang ini duduknya
paling depan, jika memang ceramah yang disampaikan monoton dan terkesan
membosankan, biasanya mereka akan malu untuk pulang lebih dulu, atau tertidur di kursinya. Paling
tidak kalau lagi bosan denger ceramah, mereka akan menahan-nahan kantuk, bergaya
pas kayak ayam tidur.
2. 2.
Jamaah
yang menyimak. Jumlah mereka minoritas, biasanya
mereka yang benar-benar mendengarkan isi ceramah ini adalah orang-orang tua,
seperti nenek-nenek, atok-atok, mereka menjadikan ini sebagai bekal dikehipan
yang akan datang.
3. Jamaah yang “menyomak”. Jamaah yang menyomak terbagi
dalam 2 kategori.
a. Pecahan botol;
layaknya pecahan botol, jumlah mereka bisa lebih banyak dari pada undangan yang
hadir. Yah, mereka adalah anak-anak
yang suka bikin ribut, namanya juga anak-anak. Biasanya kalo acara peringatan
PHBI dilaksanakan berbarengan dengan penyantunan anak yatim, pasti acara
santunannya di dahulukan karena takut anak-anak ini pasti bikin keributan.
b. Sisipan.
Mereka
adalah team sukses nya kegiatan ini. Biasanya sisipan ini adalah panitia
pelaksana kegiatan, Kalau acara sepi undangan yang hadir di karenakan hujan,
maka mereka akan mengisi kekosongan bangku-bangku agar dilihat banyak yang
hadir.
4. 4.Orang-orang Jejaring Sosial. Kaum
ini dihini oleh orang-orang yang hobi jadi pewarta yang melaporkan setiap
aktifitasnya di situs social seperti facebook, dan twiiter. Urusan mendengarkan
ceramah nomer sekian, biasanya mereka akan mengupload status yang kurang lebih
bahasanya sama : “Lagie Ikut dan nyimak Ceramah Peringatan Isra’ Miraj niich… “ padahal
dia gak menyimak cemahnya, kalo menyimak ceramahnya pasti gak bakal nulis
status !
5. 5. Pasukan Jedda Snack.
Kalo yang ini lain lagi mereka akan focus mendengarkan ceramah di 30 menit
pertama, 30 menit kedua mereka sedikit gusar, konsentrasi orang-orang ini akan
pecah begitu panitia konsumsi membagikan snack. Sehabis itu,biasanya mereka
akan cabut cantik untuk pulang…
6. 6. Panpel.
Sebenarnya orang-orang ini tidak terlalu menyimak dan mendengarkan ceramah,
konsentrasi mereka mudah pecah karena memikirkan serangkaian acara. Namun,
ketika semua jamaah tertawa terbahak-bahak karena lucuan yang di buat Ustadznya
mereka ketawanya belakangan, dan bakal nanyak sama yang ketawa, “bilang apa ustadnya
tadi ..? Habis tu mereka ketawa…
7. 7. Dibelakang Layar.
Biasanya di huni oleh tukang sound, dan petugas keamanan parkir, serta tukang
becak maupun angkot. Orang-orang ini beranggapan masa bodoh dengan ceramahnya,
yang penting harapan mereka cuma satu. “…kapan la habis acara ni ???”
8. 8. Jamaah yang dapat Ide tulisan. Dialah dalang dari bacaan yang anda baca sekarang
ini, dapat ide tulisan langsung nulis, gak ada yang bisa mastikan apakah dia
denger dan nyimak cemahnya.
Tulisan ini semata-mata
bukan untuk bahan olok-olokan, di acara peringatan PHBI. Setidaknya dapat
membantu dan memberikan kita pencerahan,
bahwa apa pun yang disampaikan dalam ceramah, dan bagaimanapun pesan yang
disampaikan, ambillah hal positif yang dapat kita ambil didalamnya.
2 komentar:
ahahahahah
keren isi dalam artikel ini mas
kalau boleh tau mas dapat inspirasi dari mana untuk artikel ini, bagi" donk
ooo iya satu lagi
dari sekian banyak kreteria orang yang mendengarkan ceramah, mas sendiri tergolong di bagian yang mana ... ??
saya kategori no 8. :)
inspirasinya spontan ketika mengikuti kegiatan isra miraj.
langsung catat.
tq nih udah mampir ke blogg dan tulisan saya yang newbie ini. :)
Posting Komentar