Mungkin
hari ini adalah moment buka puasa dan sahur yang paling berkesan. Di mulai dari buka puasa
pada sore kamis itu sekitar pukul 17.30 WIB, aku, Icwal, Yahya, Diki, dan Rahmat
pulang rapat dari kantor cabang IMM. Kami yang tak tahu mau kemana sore itu
memutuskan untuk keliling kota kalo bahasa tumbuh-tumbuhannya kata orang tu : “ngabuburit”. Keliling kota Kisaran
sore hari yang ada hanya kemacetan, karena lalulintas sibuk orang-orang yang
akan membeli bukaan puasa atau hanya sekedar tepe-tepe ( baca ; tebar pesona ) bagi kaum alayisme.
Akhirnya
kami memutuskan untuk singgah ke tempat
jualan bukaan es buahnya ketua IMM kami di pinggir jalan inti kota, dan mengharapkan buka puasa gratis J Sampe di TKP malah ketuanya gak
ada, hasilnya kami melongo di pinggir jalan sambil mikir mau kemana kita lagi
carik bukak puasa yang gratis ni woy ? “ Ujar si Yahya.
Tak
lama kemudian lewatlah seorang (Sales Promotion Girl) Ukhti SPG Syariah *hoeeks.. syariiah !! emang ada ! kalau bulan puasa gini mereka menambahkan embel2
islami seperti pakai kerudung tapi tetap kelihatan rambut, ; sejurus kemudian
tanpa canggung dia menawarkan rokok yang dia bawa. Dan karena memang kami be
lima adalah anak muda yang cool, namun kantong kami sama jebolnya, dan
terjadilah dialog seperti ini.
Kami
be-5 : Sama-sama melongoo…. Sementara si Ukhti SPG yang seksi tadi terus
berjalan kearah kami.
Ukhti
SPG : “ Bang beli rokok nya dong ..
? “ //
Dia menawarkan.
Kami
be-5 : Masih aja te bodooh… belum
ada yang ngomong.
Ukhti
SPG : “ Udah pernah cobak rokok Dja*** ini
belom bang, rasanya beda dari rokok filter yang lain loo.. “ // Si SPG coba menawarkan kepada Ichwal.
Ichwal
: “ Akhh aku gak merokok mbak…
ni orang niih yang merokok “.
Bens
: “ Waduu rokok ku masiih
ada pulak mbak, udah pernah cobak tapi tetap setia sama Cl** **** “ (aku menyebutkan merek rokok favoritku )
Diki,
Rahmat :
nyengiirr … karena lagi cekak.
Yahya : ” Samoo lah hah aku pun ado
pulak rokok ku … “
Ukhti
SPG : “ Bener niih ga mau coba ?” // Ia
menawarkan sekali lagi.
Kami
be-5 : menggeleng tanda tak
berminat …
Lantas
si SPG tadi pun berlalu, berjalan dengan sepatu hitam haknya yang tinggi dengan
balutan busana yang ketatnya macam lontong daun yang di jepit lidi, dia menggenakan baju terusan
panjang sampai paha hingga bagian kakinya hanya di tutupin manset, pas seperti Dewi
Persis yang syuting sinetron di bulan Ramadhan.
Seketika
kami ber- lima memperhatikan secara detail si SPG tadi yang berjalan perlahan
meninggalkan kami dan hingga pada akhirnya dari arah yang berlawanan seorang
Ai-ai perempuan Cina paruh baya
menyadarkan onani lamunan kami semua.
“ Hayya .. lo semua
liat cewek nanti puaca batal laa… “ Si Ai berlalu begitu saja.
Twewewewenggg….
konsentrasi kami pecah tersadar kalau
kami sedang berpuasa, Ai itu membongkar semua imajinasi kami terhadap si SPG
tadi. Setelah terdiam satu detik karena karena ucapan Ai tadi kami pun tersadar
akan kekonyolan yang terjadi pada kami,
hingga akhirnya di sadarkan oleh Ai itu, dan
“Huahahaha… Kwakakakak… Hiiiii… “ tawa kami pun meledak di pinggir jalan tanpa
memperdulikan lagi orang-orang di sekitar kami yang lalu lalang.
Sekitar
30 menit lagi buka puasa, masing-masing dari kami membongkar contact telpon
guna mencari informasi di mana lokasi buka puasa yg gratisan. Higga akhirnya
kami telpon salah seorang bendahara umum kami Dewi, akan tetapi ia hanya bisa
menerima kami sehabis solat magrib makan di rumahnya, karenakan di rumahnya
sedang ramai dan berlangsung acara buka puasa teman orang tuanya.
Kami
berlima Galau, hingga pada akhirnya
kami memutuskan untuk mengumpulkan uang tiga ribu rupiah satu orangnya, kami buka puasa bareng di sekret kami.Uangpun
terkumpul, kami bagi tugas, aku dan Ichwal membeli kue untuk bukaan, Yahya dan Rahmat
masih mencari tambahan menu buka kami, sementara Diki, balik duluan ke sekret
memanaskan air panas dari dipenser untuk teh manis.
Sebenarnya
kami bukan karena tidak punya uang untuk
buka puasa, akan tetapi kami mencoba ingin mengamalkan kepada orang lain mungkin
sedikit beralibi, dan ingin bebagi kebaikan kepada orang yang memberi makanan
bagi yang berpuasa seperti yang dikatakan dalam hadist Nabi “ Bagi siapa diantara kamu yang memberi
makan orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala dari orang yang
berpuasa “
Sejurus
kemudian kami balik ke sekret, 5 menit lagi buka puasa. Kami tersadar air
didalam dispenser yang dipanaskan ternyata hanya ada untuk satu gelas kecil
sementara kami ada lima orang. Alamaak !!
kejadian buka puasa gak minum …
Dan
masuklah waktu berbuka Yahya, dan Rahmat belum juga sampai di sekret, sementara
aku, Ichwal dan Diki berbuka
minum dengan apa yang ada, kami sengaja mengulur waktu berbuka menunggu
Yahya dan Rahmat di sekret walaupun berbuka dengan ala kadarnya kami berupaya
untuk berbuka bersama.
Lima
menit kemudian Yahya dan Rahmat datang. “
Puasa kalo gak pakai S maka jadi Pua-a “ teriak Yahya yang menenteng
bungkusan es buah yang entah dari mana dia dapatkan, sontak kami lega dan
berbuka puasa bersama.
Sepanjang
waktu berbuka dan menyanyap kue dan membahas, bercerita apa yang sedang kami
alami mulai tadi sore pembicaraan ngawur kami terkadang sampai menjurus entah
kemana-mana. Akhirnya setelah pengganjal perut terisi kami solat magrib
berjamaah.
Usai
solat magrib kami masih tak mau pulang dan beranjak ke rumah masing-masing,
rasanya kami tak iklas untuk melepas kebermaan ini sampai di sini saja. Masih ada satu permasalahan lagi, dimana kita
makan malam nii ?
Ingat
akan tawaran bendahara umum kami Dewi, kami berlima tancap gas ke rumah Dewi, dan tarrrraaa… ternyata Dewi mengerti
maksud kedatangan kami, tanpa banyak cincong lagi kami langsung gas semua menu
makan malam yang di sediakan Dewi, indomie goreng + Ikan gulai.
Sehabis
waktu tarawih kami masih belum mau juga beranjak pulang, eksplorasi kami terus
berlanjut. Kali ini kami menyambangi rumah Arif, sekedar untuk diskusi mengenai
organisasi dan cerita ngawur ngidul. Sebenarnya belum ada niat untuk sahur di
rumah Arif tapi udah keburu di undang umiiknya Arif untuk sahur di rumahnya
dengan menu special ayam Kentucky special sahurr. Umiiknya arif memang kami
anggap sudah sebagai orang tua kami sendiri, dia juga menganggap kami sudah
seperti anaknya, dia senang jika kami makan di rumahnya. Kami berlima hanya saling lirik dan malu-malu
menerima tawaran sahur bareng.
Hah
Ramadhan memang penuh rejeki dan berkah …
>> Kondisi Laptop dan Modem ku yang harus kenak kompress dibalut kain basah, karena si modem gak tahan panas.
owalaahh owalah....
0 komentar:
Posting Komentar