blog edit

Jumat, 03 Agustus 2012

[Alibi] Buber Be-Lima




Mungkin hari ini adalah moment buka puasa dan sahur  yang paling berkesan. Di mulai dari buka puasa pada sore kamis itu sekitar pukul 17.30 WIB, aku, Icwal, Yahya, Diki, dan Rahmat pulang rapat dari kantor cabang IMM. Kami yang tak tahu mau kemana sore itu memutuskan untuk keliling kota kalo bahasa tumbuh-tumbuhannya kata orang tu : “ngabuburit”. Keliling kota Kisaran sore hari yang ada hanya kemacetan, karena lalulintas sibuk orang-orang yang akan membeli bukaan puasa atau hanya sekedar tepe-tepe  ( baca ; tebar pesona ) bagi kaum alayisme.

Akhirnya kami memutuskan untuk  singgah ke tempat jualan bukaan es buahnya ketua IMM kami di pinggir jalan inti kota, dan  mengharapkan buka puasa gratis J Sampe di TKP malah ketuanya gak ada, hasilnya kami melongo di pinggir jalan sambil mikir mau kemana kita lagi carik bukak puasa yang gratis ni woy ? “ Ujar si Yahya.

Tak lama kemudian lewatlah seorang (Sales Promotion Girl) Ukhti SPG Syariah *hoeeks.. syariiah !! emang ada !  kalau  bulan puasa gini mereka menambahkan embel2 islami seperti pakai kerudung tapi tetap kelihatan rambut, ; sejurus kemudian tanpa canggung dia menawarkan rokok yang dia bawa. Dan karena memang kami be lima adalah anak muda yang cool, namun kantong kami sama jebolnya, dan terjadilah dialog seperti ini.

Kami be-5        : Sama-sama  melongoo….  Sementara si Ukhti SPG yang seksi tadi terus berjalan kearah kami.
Ukhti SPG        : “ Bang beli rokok nya dong .. ? “  // Dia menawarkan.
Kami be-5        : Masih aja te bodooh… belum ada yang ngomong.
Ukhti SPG        : “ Udah pernah cobak rokok  Dja***  ini belom bang, rasanya beda dari rokok filter yang lain loo.. “ // Si SPG coba menawarkan kepada Ichwal.
Ichwal              : “ Akhh aku gak merokok mbak… ni orang niih yang merokok “.
Bens                : “ Waduu rokok ku masiih ada pulak mbak, udah pernah cobak tapi tetap setia sama Cl**  **** “   (aku menyebutkan merek rokok favoritku )
Diki, Rahmat   : nyengiirr … karena lagi cekak.
Yahya              : ” Samoo lah hah aku pun ado pulak rokok ku … “
Ukhti SPG        : “ Bener niih ga mau coba ?”  // Ia menawarkan sekali lagi.
Kami be-5        : menggeleng tanda tak berminat  

Lantas si SPG tadi pun berlalu, berjalan dengan sepatu hitam haknya yang tinggi dengan balutan busana yang ketatnya macam lontong daun yang  di jepit lidi, dia menggenakan baju terusan panjang sampai paha hingga bagian kakinya hanya di tutupin manset, pas seperti Dewi Persis yang syuting sinetron di bulan Ramadhan.
Seketika kami ber- lima memperhatikan secara detail si SPG tadi yang berjalan perlahan meninggalkan kami dan hingga pada akhirnya dari arah yang berlawanan seorang Ai-ai  perempuan Cina paruh baya menyadarkan onani lamunan kami semua.

“ Hayya .. lo semua liat cewek nanti puaca batal laa… “  Si Ai berlalu begitu saja.

Twewewewenggg….  konsentrasi kami pecah tersadar kalau kami sedang berpuasa, Ai itu membongkar semua imajinasi kami terhadap si SPG tadi. Setelah terdiam satu detik karena karena ucapan Ai tadi kami pun tersadar akan kekonyolan yang terjadi pada  kami, hingga akhirnya di sadarkan oleh Ai itu, dan 

“Huahahaha… Kwakakakak… Hiiiii… “  tawa kami pun meledak di pinggir jalan tanpa memperdulikan lagi orang-orang di sekitar kami yang lalu lalang.

Sekitar 30 menit lagi buka puasa, masing-masing dari kami membongkar contact telpon guna mencari informasi di mana lokasi buka puasa yg gratisan. Higga akhirnya kami telpon salah seorang bendahara umum kami Dewi, akan tetapi ia hanya bisa menerima kami sehabis solat magrib makan di rumahnya, karenakan di rumahnya sedang ramai dan berlangsung acara buka puasa teman orang tuanya.

Kami berlima Galau, hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk mengumpulkan uang tiga ribu rupiah satu orangnya,  kami buka puasa bareng di sekret kami.Uangpun terkumpul, kami bagi tugas, aku dan Ichwal membeli kue untuk bukaan, Yahya dan Rahmat masih mencari tambahan menu buka kami, sementara Diki, balik duluan ke sekret memanaskan air panas dari dipenser untuk teh manis.

Sebenarnya kami bukan karena tidak punya uang  untuk buka puasa, akan tetapi kami mencoba ingin mengamalkan kepada orang lain mungkin sedikit beralibi, dan ingin bebagi kebaikan kepada orang yang memberi makanan bagi yang berpuasa seperti yang dikatakan dalam hadist Nabi “ Bagi siapa diantara kamu yang memberi makan orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala dari orang yang berpuasa “

Sejurus kemudian kami balik ke sekret, 5 menit lagi buka puasa. Kami tersadar air didalam dispenser yang dipanaskan ternyata hanya ada untuk satu gelas kecil sementara kami ada lima orang. Alamaak !! kejadian buka puasa gak minum …

Dan masuklah waktu berbuka Yahya, dan Rahmat belum juga sampai di sekret, sementara  aku, Ichwal dan Diki  berbuka  minum dengan apa yang ada, kami sengaja mengulur waktu berbuka menunggu Yahya dan Rahmat di sekret walaupun berbuka dengan ala kadarnya kami berupaya untuk berbuka bersama.

Lima menit kemudian Yahya dan Rahmat datang. “ Puasa kalo gak pakai S maka jadi Pua-a “ teriak Yahya yang menenteng bungkusan es buah yang entah dari mana dia dapatkan, sontak kami lega dan berbuka puasa bersama.

Sepanjang waktu berbuka dan menyanyap kue dan membahas, bercerita apa yang sedang kami alami mulai tadi sore pembicaraan ngawur kami terkadang sampai menjurus entah kemana-mana. Akhirnya setelah pengganjal perut terisi kami solat magrib berjamaah.

Usai solat magrib kami masih tak mau pulang dan beranjak ke rumah masing-masing, rasanya kami tak iklas untuk melepas kebermaan ini sampai di sini saja.  Masih ada satu permasalahan lagi, dimana kita makan malam nii ?

Ingat akan tawaran bendahara umum kami Dewi,  kami berlima tancap gas ke rumah Dewi, dan tarrrraaa… ternyata Dewi mengerti maksud kedatangan kami, tanpa banyak cincong lagi kami langsung gas semua menu makan malam yang di sediakan Dewi, indomie goreng + Ikan gulai.

Sehabis waktu tarawih kami masih belum mau juga beranjak pulang, eksplorasi kami terus berlanjut. Kali ini kami menyambangi rumah Arif, sekedar untuk diskusi mengenai organisasi dan cerita ngawur ngidul. Sebenarnya belum ada niat untuk sahur di rumah Arif tapi udah keburu di undang umiiknya Arif untuk sahur di rumahnya dengan menu special ayam Kentucky special sahurr. Umiiknya arif memang kami anggap sudah sebagai orang tua kami sendiri, dia juga menganggap kami sudah seperti anaknya, dia senang jika kami makan di rumahnya.  Kami berlima hanya saling lirik dan malu-malu menerima tawaran sahur bareng.

Hah Ramadhan memang penuh rejeki dan berkah …  


>> Kondisi Laptop dan Modem ku yang harus kenak kompress dibalut kain basah, karena si modem gak tahan panas.
owalaahh owalah....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates