ASAHAN - Novi tak pernah menyangka,
mula kerinduan adik bungsunya (FY) yang masih berusia tiga tahun kepada sang
Ibu (Susilawaty) menjadi petaka. Itu, setelah ayahnya terlibat duel maut di pagi
berdarah kampung Aek Polan, Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan, Senin (/12)
lalu sekitar pukul 07:00 WIB.
Dihadapan Novi dan FY, ayah mereka
Rudi Selamat (55) meregang nyawa. Pria malang itu dihujani tikaman dengan pisau
dapur oleh Mahyaruddin Siregar (40) yang dituduh Rudi sebagai selingkuhan Susilawaty.
Rudi tewas setelah menerima bertubi tikaman di perut, ulu hati dan
kepala.
Mereka bertiga mengendarai sepedamotor
Honda. Rudi yang sudah mengantongi alamat baru sang istri bersama Mahyaruddin
diketahui tinggal mengontrak di Aek Polan. Mereka membelah keheningan pagi
menuju kontrakan dimaksud.
Disini tragedy itu bermula. Sesampainya
di rumah kontrakan yang ditinggali Susi dan Mahyaruddin api cemburu Rudi
semakin menggila. Emosinya diatas puncak. Rudi dibakar cemburu. Dia menggedor
rumah kontrakan itu.
Pintu rumah yang dikunci dari dalam
didobrak paksa Rudi. Suasana semakin gaduh ketika penunggu rumah membuka pintu.
Tanpa basa basi, Rudi menghajar Mahyaruddin tanpa ampun didepan Susi dan
disaksikan dua anak mereka.
Duel bebas didalam rumah tak
terelakkan. Mereka baku hantam. Rudi yang berpostur daguk dibanding Mahyaruddin
semakin beringas menghajar pria yang dituduhnya sebagai selingkuhan istrinya
itu tanpa ampun.
"Saya sudah minta tolong dan
terus dihajar mendiang itu sampai ini kepala bocor. Karena saya pikir tak
imbang saya mau lari keluar melarikan diri dari dapur belakang. Rupanya semua
pintu sudah dikuncinya dari luar," kata Mahyaruddin di sel tahanan
Mapolres Asahan usai dirinya dibekuk oleh Unit Jatanras Satreskrim Polres
Asahan Sabtu (8/12) siang kepada wartawan.
Karena terdesak dan kalah
Mahyaruddin terancam. Dia ingin kabur dari hujanan pukulan Rudi dengan bermaksud
lari lewat pintu belakang. Ternyata semua pintu sudah dikunci dari luar oleh
Rudi. Mahyaruddin makin terdesak. Dia melihat sebilah pisau di dapur belakang
rumah lantas menggunakan senjata tajam itu untuk melanjutkan pertarungan.
"Saya tak punya niat membunuh
pak. Pisau itu memang saya ambil karena saya udah terancam dan kalah berantam
sama mendiang," bela Mahyaruddin kembali
Sama sama tersulut emosi,
Mahyaruddin menikam tubuh korban tanpa ampun. Susi sempat ingin memisahka
keduanya namun perempuan itu tak sanggup. Seketika, Rudi tewas bersimbah darah
di tangan Mahyaruddin.
Suasana kacau. Bahkan menurut
kesaksian Novi ia sempat dikejar oleh pelaku setelah membantai ayahnya dengan
pisau. Setelah itu, Mahyaruddin mengajak Susi melarikan diri menggunakan
sepedamotor milik Rudi Selamat.
Empat hari berselang. Pelarian dua
sejoli ini berakhir di Rokan Hulu, Riau. Itu setelah unit Jatanras Satreskrim
Polres Asahan berhasil mengidentifikasi lokasi pelarian mereka dan ditangkap
pada Jumat (7/12).
"Ini mereka larinya sudah jauh.
Anggota kami dilapangan bertaruh nyawa untun dapatin mereka di Rokan Hulu sana.
Sampai naik sampan segala," Kata Kapolres Asahan AKBP Faisal F Napitupulu
saat pemaparan kasus kepada sejumlah awak media, Sabtu (8/12) di Mapolres
Asahan.
Dihadapan wartawan, Kapolres
mengatakan adapun tersangka melakukan pembunuhan ini karena sebelumnya dia
dipukuli dan berkelahi dengan korban.
"Karena kalah berkelahi, dia pergi
ke belakang ambil pisau dan menikam korban," kata mantan Kapolres Nias
Selatan itu.
M Naufal Kurniadi (28) yang turut
hadir ditengah rilis pengungkapan kasus pembunuhan ayahnya di Mapolres Asahan
tak kuasa membendung amarahnya. Naufal adalah putra tertuadari istri pertama
korban.
Dia sempat berusaha mengejar pelaku
MS yang hendak dibopoh petugas menuju sel tahanan. Beruntung aksi itu cepat
dihalangi petugas kepolisian dan awak media.
Sambil memaki tersangka Naufal
terlihat menangis dan dipeluk rekannya. Kapolres Asahan AKBP Faisal Napitupulu
SIK turut ikut meredam amarah pemuda ini.
"Sudahlah, kamu iklaskan saja.
Bapak kamu juga sudah pergi tenang disana. Biar pelaku dihukum sesuai
perbuatannya di Pengadilan nanti," kata Kapolres sambil mengelus pundak
Naufal yang masih terisak.
Berhasil menenangkan diri, Naufal
sejurus kemudian memeluk Kapolres Asahan yang baru kurang dari satu bulan itu
menjabat di tanah Rambate Rata Raya.
"Saya ucapkan terimakasih pak,
sudah menangkap pelaku pembunuh Bapak saya. Terimaksih ya pak, tak bisa kami
balas kebaikan bapak ini," kata Naufal sambil terisak memeluk tubuh
Kapolres dan Kasat Reskrim.
** Pesan Almarhum Suami Dalam Mimpi ***
Menurut pengakuan Susilawati, wanita
yang diperebutkan oleh dua lelaki itu menyebutkan beberapa bulan yang lalu
suaminya (Rudi ) ada memberikan surat kuasa materai yang berisikan Susi boleh
kembali menikah dengan lelaki manapun karena saat itu mereka sudah tak ada
kecocokan di rumah tangga.
"Ada pak surat pernyataannya di
teken kepala desa. Mendiang ini (Rudi) dulunya memang sudah sering menyiksa aku
pak. Seeprti uang belanja tak dikasi, sering marah dan pukuli aku saat
ngaji," ujar Susi yang mengaku untuk kebutuhan sehari dia harus mencari
uang tambaha di Imam Market Kisaran.
Susi tak tahan. Profesi Rudi yang
hanya anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membuat asap dapur rumah mereka
tak tentu berasapnya. Sambil tersedu, Ibu lima anak ini mengisahkan kalau Rudi
jarang menafkahi keluarga.
“Aku terpaksa kerja sama orang pak di
warung bakso. Karena mendiang ini jarang kasi uang. Kalau aku tanya soal uang
belanja sering aku dipukul mendiang itu,” kata Susi menceritakan
seponggol kisah pilu keluarganya itu.
Sehari membantu dan bekerja dengan
orang di warung bakso, Susi mendapat upah sekitar 40 ribu. Disanalah ia bertemu
Mahyaruddin, pelanggan setia di warung
bakso tempat dia bekerja. Singkat cerita benih cinta tumbuh. Mayharuddin yang saat
itu berstatus duda kala kadung jatuh hati pada Susi.
Mereka menikah siri. Susi pun berhasil
meyakinkan Mahyaruddin bahwa ia bebas dipersunting pria manapun berbekal surat
bermatrai yang ditandatangani Rudi. Saat peristiwa itu terjadi, Susi tengah
hamil dua bulan lepas pernikahannya dengan Mahyaruddin.
Rupanya cinta Mahyaruddin dan Susi
malah semakin membuat Rudi murka dan sakit hati. Hingga petaka pagi lewat duel
maut itu merenggut nyawanya.
Dalam pelarian, Susi sempat dihantui
mimpi almarhum (suami) –nya itu. “Maaf kan bang ya dek. Mungkin inilah sudah
nasib abang. Jagalah anak anak kita dan semoga kalian bahagia,-“ kata Susi
menirukan ucapan almarhum dalam mimpinya.
***
Sebelumnya beredar rekaman video
amatir warga. Saat itu terlihat Novi bersama adiknya menangis histeris memanggil
nama Bapaknya yang teekapar dipinggir jalan bersimbah darah dan menjadi
tontonan warga.
Di rekaman gambar itu, tangan Rudi
sebelum meregang nyawa sempat bergerak gerak. Sialnya tak ada satupun warga
yang berinisiatif cepat melarikan korban untuk ditolong ke rumah sakit.
Pilunya, vidio itu diabadikan salah seorang warga dan ramai di jagat maya. Beda
perlakuan tapi sama sama biadab. (Perdana Ramadhan).
1 komentar:
Situs Judi Slot Online & Judi Bola Online Terpercaya
Daftar 8 Situs Judi Slot Online dan Judi Online 의정부 출장안마 Tepercaya No.1 · Slot Online Resmi di 군포 출장안마 Indonesia 시흥 출장마사지 · Slot 이천 출장마사지 Online Pragmatic Play · Slot 양주 출장샵 Online Habanero · Slot Online
Posting Komentar