Zaman millennial saat ini, bioskop bagi masyarakat di kota
Kisaran, Kabupaten Asahan masih menjadi hiburan ‘barang’ baru. Kendati
demikian, tak bisa dipungkiri anak muda kota Kisaran di masa dulu sempat
menikmati kejayaan bioskop pada sekitar awal tahun 1980-an hingga pertengahan
tahun 1990 - an.
Sebut saja tiga nama bioskop
familiar yang sampai hari ini bekas bangunannya masih beridiri tegak di jantung
kota Kisaran, ada Varia, Jaya dan Ria. Ke tiga lokasi ini kerap menjadi tujuan
kaula muda saat itu, tergantung kitanya punya duit berapa untuk membayar tiket
menonton.
Varia kini masih berdiri kokoh di
Jalan Rivai, Keluaran Kisaran Kota. Bangunan aslinya masih tetap dibiarkan utuh
meski dipelataran ex bioskop itu kini beralih fugsi jadi latar pedagang kaki
lima. Bekas bangunannya masih utuh. Menengok kondisi dari celah pagar tuanya,
seakan tempat ini masih bisa memutar kembali ingatan ketika masa jayanya.
Varia bisa dibilang bioskop yang
paling berkelas di kota ini. Memiliki tiga studio, saat itu menjadi satu
satunya tempat nonton yang dilengkapi fasilitas AC. Mewah. Kalau mau menikmati
suhu ruangan ber-AC agar dibilang ‘pernah’ maka anak muda saat itu pergi-
nonton ke Varia.
“Tergantung kalau kau punya duit
berapa saat itu kita mau nonton. Yang jelas untuk di Kisaran ini, bioskop yang
berkelas itu di Varia karena studionya ada tiga dilengkapi AC. Kalau duit pas
pasan tapi tetap mau nonton datang lah ke Jaya atau Ria,” kata Ismanto warga
kota Kisaran mengingat kejayaan fasilitas bioskop saat itu.
Berbeda dengan Varia. Nasib bioskop Jaya
agak sedikit lebih terawat tapi keberadaannya sekarang berubah fungsi. Dari
sisi luar gedung kelihatan lebih lebih terlihat rapi. Sekarang bangunan yang
berlokasi di Jalan Diponegoro (ujung) ini sudah berpagar beton. Bangunan ini
dikomersilkan oleh pemiliknya sebagai gudang logistik barang.
Konon, Bioskop Jaya dikenal sebagai
tempat tontonan film yang paling idialis karena memutar film film Nasional
ketimbang asing. Tiket masuknya juga ramah dikantong. Jadi primadona masyarakat
ekonomi bawah.
Sedangkan Cahaya, kondisi
bangunannya kini nyaris tak berbekas. Letaknya di Jalan Sisingamangaraja,
bangunan ini sekarang sudah berubah bentuk menjadi rumah sakit swasta Setio
Husodo.
Cahaya Theater atau bioskop Star ini
dikenal sebagai tempat nonton paling ‘mesum’ di kota Kisaran. Di tempat ini
pernah terjadi aksi pembakaran gerakan spontanitas masyarakat sekitar tahun
1993. Tepatnya di bulan Ramadhan, masyarakat yang geram usai shalat tarawih
masa ramai ramai melakukan pembakaran dan pengrusakan terhadap bangunan gedung
bioskop.
Star kemudian sempat ditutup
sementara oleh pengelolanya dan berubah nama menjadi Cahaya Teather. Namun
berubahnya nama menjadi Cahaya masih tetap dengan gaya sajian film ‘mesum’ nya.
Tak lama bioskop ini ditutup oleh aparat pemerintah setempat.
Dipenghujung tahun 1990 – an
industry bioskop memiliki tantangan yang
berat setelah lahirnya Video Compact Disc (VCD). Pembajakan film marak terjadi.
Pelaku hiburan bioskop saat itu undur diri.
***
Sekarang bioskop udah ada di
(Kisaran). Keberadaannya sekarang tak hanya dinikmati oleh pecinta cinema yang
hobi nonton di akhir pekan. Untuk penonton garis keras, bioskop merupakan ruang
apresiasi bagi pelaku industri film. Bagi generasi millennial, ini spot kencan
yang harus dikunjungi jika berkocek tebal. Hehe..
0 komentar:
Posting Komentar